-

Monday, October 31, 2011

DPRD KBB Dukung Langkah BPBD

NGAMPRAH, (PRLM).- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bandung Barat, Tatang Gunawan mengatakan, DPRD Kabupaten Bandung Barat akan selalu mendukung langkah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Barat yang akan mengajukan dana on call atau dana siap pakai pada anggaran tahun 2012 untuk kebutuhan penanggulangan bencana.

Namun, hingga saat ini, DPRD masih menunggu pengajuan rancangan anggaran untuk dana siap pakai tersebut. "Kami belum menerima hasil penelitian yang dilakukan BPBD bersama Badan Geologi yang dapat menentukan besarnya dana siap pakai ini. Setelah mereka ajukan besarnya anggaran ini, kami akan seap untuk mendukungnya," kata Tatang, Kamis (27/10).

Ia menjelaskan, butuh waktu dan proses yang cukup panjang untuk melakukan perencanaan dan penelitian dalam menentukan besarnya dana siap pakai tersebut. Beberapa potensi bencana seperti, banjir, longsor, tanah retak, atau gempa di wilayah Kabupaten Bandung Barat memang membutuhkan kesiapan dana untuk penanggulangannya.

Pengajuan dana siap pakai, ia melanjutkan, sejak lama memang sudah diharapkan oleh DPRD, menyikapi begitu banyak bencana yang terjadi di berbagai wilayah di Kabupaten Bandung Barat. Namun, karena BPBD baru terbentuk pada 2011, dewan baru bisa mendukung pengajuan dana on call tersebut untuk dianggarkan pada tahun 2012.

â€Å“Proses pencairan dana penanggulangan bencana selama ini masih menggunakan dana cadangan atau dana tak terduga yang baru bisa dikeluarkan setelah mendapatkan persetujuan dari Bupati dan DPRD Kabupaten Bandung Barat. Hal itu yang membuat penanganan bencana menjadi lambat,â€� ungkapnya.

Ia berharap nantinya dana on call tersebut dapat digunakan untuk mendanai berbagai kegiatan sosialisasi pada saat prabencana. "Pada 2012 dana on call ini harus ada. Dana ini harus terpisah dari dana cadangan supaya lebih cepat cair dan lebih cepat juga digunakan untuk mengatasi masalah bencana. Pokoknya, dana ini harus bermanfaat secara maksimal bagi masyarakat. Kalaupun nanti banyak sisanya gara-gara tidak ada bencana, DPRD tidak akan mempermasalahkannya, karena toh dananya tidak akan hilang," ungkap Tatang.

Ditemui terpisah, Bupati Bandung Barat Abubakar mengatakan, dirinya akan mendukung pengajuan dana on call tersebut pada anggaran tahun 2012. "Dana on call bisa saja diajukan untuk anggaran tahun 2012 sesuai dengan yang diajukan oleh BPBD KBB (Kabupaten Bandung Barat), asalkan dana yang diajukannya realistis dan uangnya memang ada. Dana on call ini akan sangat berguna pada saat terjadi bencana. Jadi, proses pencairannya akan lebih singkat daripada proses reguler," ucapnya. (A-196/A-26).***

sumber : www.pikiran-rakyat.com

BPPT Bandung Contoh Layanan Terbaik

Jumat, 28/10/2011 - 22:38

BANDUNG,(PRLM).- BPPT (Badan Pelayanan Perizinan Terpadu) Kota Bandung merupakan salah satu contoh pelayanan publik terbaik dalam hal perizinan. Hal itu dikatakan Fungsional Pencegahan KPK Nurul Ichsan Alhuda di Bandung, Jumat.

Seperti diketahui, beberapa hari lalu, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Bank Dunia (Wolrd Bank) meninjau langsung BPPT Kota Bandung.

Berdasarkan catatan KPK, BPPT Kota Bandung merupakan perwakilan dari Provinsi Jawa Barat sekaligus 10 daerah provinsi se- Indonesia dengan pelayanan publik terbaiknya. Fungsional Pencegahan KPK Nurul Ichsan Alhuda menegaskan,

â€Å“Ini juga sekaligus contoh bagi kota atau kabupaten lain di Indonesia, bahkan Kepala BPPT-nya, Pak Dandan, pun sering kami jadikan narasumber mengenai pengelolaan sistem perizinan,â€� kata Ichsan.

Menurut Ichsan, apa yang dilakukan KPK dengan menyurvei dan mendatangi langsung BPPT di 10 kota, termasuk Kota Bandung merupakan strategi dalam upaya pemberantasan korupsi.â€Å“Ini merupakan bagian dari monitoring rutin untuk terus memastikan bahwa kondisi yang saat ini sudah bagus tetap dipertahankan. Namun bukan berarti hal yang baik itu hanya dipertahankan, sebisa mungkin harus ditingkatkan agar pelayanan prima kepada masyarakat bisa terpenuhi,â€� katanya.

Ichsan menilai, proses pengurusan izin di BPPT Kota Bandung masih berjalan sesuai peraturan daerah (perda) yang ada.

Bahkan, BPPT Kota Bandung sudah menyediakan fasilitas khusus yang bisa memudahkan pemohon untuk mengetahui sampai sejauh mana proses izin yang diajukan.

Kepala BPPT Kota Bandung Dandan Riza Wardhana mengaku, posisi BPPT yang dianggap pelayanannya sudah lebih baik dan dipuji oleh KPK serta World Bank tidak terlepas dari bantuan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain.

â€Å“Untuk itu, saya ucapkan terima kasih kepada SKPD dan juga masyarakat yang bisa mewujudkan pelayanan BPPT menjadi yang terbaik,â€� kata Dandan.

Meskipun mendapat poin dari KPK dan juga World Bank, kinerja BPPT Kota Bandung tidak lantas menjadi surut, namun semakin terpacu. â€Å“Mudah- mudahan tidak berkurang, tetapi dengan penghargaan ini kami semakin terpacu untuk meningkatkan pelayanan,â€� ujarnya. (A-113/A-26).***

sumber : www.pikiran-rakyat.com

Mencintai Rasulullah


Oleh Muhammad Itsbatun Najih

Seorang hamba sahaya bernama Tsauban sangat ingin berjumpa dengan Rasulullah. Sebab, ia sangat mencintai dan mengagumi akhlak dan kepribadian Nabi akhir zaman tersebut. Namun, tempat tinggalnya sangat jauh, sehingga ia sulit berjumpa dengan Rasul SAW.

Pada suatu hari, Tsauban dapat bertemu dengan Rasulullah. Kesempatan itu digunakannya untuk mendengarkan segala nasihat dan tausiah dari Rasul SAW. Mengetahui Tsauban, Rasulullah tampak heran, sebab warna kulitnya tidak seperti warna kulit orang yang sehat, tubuhnya kurus, dan wajahnya menandakan kesedihan yang teramat mendalam. Rasul pun bertanya, "Apa yang menyebabkan kamu seperti ini?"

"Wahai Rasulullah, yang menimpa diriku ini bukanlah penyakit, melainkan ini semua karena rasa rinduku padamu yang belum terobati, karena jarang bertemu denganmu. Dan, aku terus-menerus sangat gelisah sampai akhirnya aku dapat berjumpa denganmu hari ini," ujarnya.

"Ketika ingat akhirat, aku khawatir tidak dapat melihatmu lagi di sana. Karena, saya sadar bahwa engkau pasti akan dimasukkan ke dalam surga yang khusus diperuntukkan bagi para nabi. Kalaupun toh saya masuk surga, saya pasti tidak akan melihatmu lagi, karena saya berada dalam surga yang berbeda dengan surgamu. Apalagi jika saya nantinya masuk neraka, maka pastilah saya tidak akan dapat melihatmu lagi selama-lamanya," tukas Tsauban. Mendengar curahan hati si budak Tsauban tersebut, Rasulullah pun menjawab, "Insya Allah engkau (berkumpul) bersamaku di surga."

Kisah di atas menyiratkan akan ganjaran bagi orang yang memiliki kekaguman dan kecintaan akan sosok Nabi Muhammad SAW. Bahkan, kerinduannya untuk bertemu dengan sang pujaan, mengalahkan segalanya hingga kesehatannya menurun drastis.

Bentuk kecintaan pada Rasulullah, bukan diukur melalui berapa banyak pujaan atau pujian untuk Rasulullah SAW, melainkan bagaimana sikap dan perilakunya untuk melaksanakan segala apa yang biasa dilakukan oleh panutannya itu (menjalankan sunah). Artinya, kecintaan itu datangnya dari hati dan diamalkan dengan perbuatan, bukan dengan sekadar kata-kata.

Di saat banyak orang menyebarkan fitnah yang dialamatkan pada Rasul SAW, maka salah satu bentuk kecintaan seorang Muslim yang bisa diwujudkan adalah dengan kembali menelaah lebih dalam sirah kehidupan beliau melalui berbagai literatur tentang pribadi beliau. Sebab, pengetahuan yang minim tentang Rasulullah pada sebagian umat Islam, akan menjadi celah bagi sejumlah pihak yang tidak bertanggung jawab untuk melemahkan keyakinan umat Islam lewat propaganda dan pemutarbalikkan fakta. Karena itu, dalam membaca sirah nabawiyah pun, harus dipahami makna dan esensi dari akhlak Rasul SAW.

Dan satu hal yang paling esensial dalam menumbuhkan kecintaan pada Rasul SAW adalah meneladani segala perbuatan dan perkataannya. Juga menaati apa yang diperintah dan menjauhi semua yang dilarangnya. Wallahu a'lam.

sumber : www.republika.co.id

Melanjutkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Oleh: BAMBANG SOEGIHARTO
JIKA kita menerawang ke masa lampau pada zaman kemerdekaan, maka 2 momen bersejarah yang menjadi titik pangkal bangkitnya rasa nasionalisme, kebangsaan, persatuan bangsa Indonesia sebelum Indonesia Merdeka 1945. Momen pertama di awali dengan berdirinya Budi Utomo tanggal 20 mei 1908 yang hingga saat ini kita peringati sebagai hari Kebangkitan Nasional dan momen yang kedua adalah Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

Mungkin sebagian besar para pemuda Indonesia sudah banyak yang melupakan peristiwa Sumpah Pemuda. Tidak seharusnya hal ini terjadi pada bangsa yang sedang tumbuh dan berkembang seperti negara indonesia ini. Karena negara yang besar adalah negara yang mampu menhormati jasa para pahlawannya. Termasuk jasa-jasa dan semangat para pemuda kita di era kelahiran kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa sejarah Sumpah Pemuda merupakan suatu pengakuan dari pemuda-pemudi Indonesia yang mengikrarkan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sumpah Pemuda dibacakan pada tanggal 28 Oktober 1928 hasil rumusan dari kerapatan pemuda-pemudi atau Kongres Pemuda II Indonesia yang hingga kini setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda.

Kongres Pemuda II dilaksanakan tiga sesi di tiga tempat oleh organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Uy Kay Siang, dan Tjoi jien Kwie.

Isi Dari Sumpah Pemuda Hasil Kongres Pemuda II, "Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putera dan puteri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia."

Dalam peristiwa sumpah pemuda yang bersejarah tersebut diperdengarkan lagu kebangsaan Indonesia untuk yang pertama kali yang diciptakan oleh W.R. Supratman. Lagu "Indonesia Raya" dipublikasikan pertama kali pada tahun 1928 pada media cetak surat kabar Sin Po dengan mencantumkan teks yang menegaskan bahwa lagu itu adalah lagu kebangsaan. Lagu itu sempat dilarang oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda, namun para pemuda tetap terus menyanyikannya.

Sumpah Pemuda mempunyai makna yang sangat mendalam bagi bangsa ini, sumpah pemuda berisi ikrar bersatunya dan disatukannya tunas-tunas bangsa oleh kesamaan tanah air, bangsa dan bahasa. Ini mengingatkan kembali jati diri kita sebagai bagian dari NKRI yang harus senantiasa menjaga dan mempertahankan NKRI dari segala macam tantangan, ancaman maupun krisis.

Saya mencoba merefleksikannya. Jika kita mengaku bertumpah darah yang satu adalah maka sangat tercela melakukan perbuatan yang merugikan bangsa sendiri. Bukan berarti boleh merugikan bangsa lain. Jika dulu, musuh utama kita adalah penjajah kolonial Belanda, maka saat ini adalah para penguasa atau pemegang salah satu otoritas yang dengan itu telah melakukan kesewenang-wenangan dalam bentuk korupsi dan manipulasi menghisap uang negara (rakyat) sama dengan perilaku penjajah menyedot sumber daya alam dan manusia bangsa ini.

Perilaku korup ini atau yang lebih dikenal dengan istilah KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) telah menyebabkan semakin suburnya persoalan kemiskinan yang dihadapi bangsa ini. Berbagai kebijakan program pembangunan secara ril malah menguntungkan segolongan orang yang sudah menikmati kemewahan.

Mengaku bertumpah darah yang satu, menegaskan bahwa bangsa ini harus tegak di dalam kemandirian yang kokoh. Pondasi perekonomian kita yang secara makro masih tergantung pada bantuan luar negeri serta beberapa sumber daya alam yang dikuasai oleh pihak asing menandakan bahwa kebijakan tersebut tidak mencerminkan seseorang yang mengaku bertumpah darah yang satu. Bentuk penguasaan ini adalah koloni era masa penjajahan baru yang lebih halus, maknanya sama apa yang telah dilakukan penjajah kolonial Belanda, Portugis dan Jepang, sama walau tak serupa.

Mengaku berbangsa yang satu berarti mengejawantahkan perlunya pembanguan karakter national building, diperlukan pengelolaan peran yang lebih proporsional secara assimilatif menembus batas-batas wilayah, suku dan golongan, semua berlandaskan pada basis kompetensi yang handal dan semua orang memiliki akses yang sama meraih kompetensi tersebut. Sekat-sekat aliran dan primordialisme harus diminimalisir pada scala yang lebih kecil agar tidak menjadi kendala dan menjadi isu massif untuk meraih kepentingan-kepentingan tertentu.

Sejarah bangsa ini berasal dari Sabang sampai Merauke, nasionalisme manajemen pengelolaan peran harus bisa mengakomodasi dan memberikan akses seluas-luasnya sesuai kompetensi yang dimiliki. Nasionalisme budaya harus berdiri pada kekuatan entitas lokal, namun pada saat yang sama penguatan entitas lokal sebagai budaya nasional tidak mempengaruhi di dalam assimilasi pengelolaan peran.

Sebagai misal menyahuti komitmen ini, dengan mempertimbangkan tingginya tingkat kepadatan penduduk pulau Jawa terutama wilayah DKI, perlu dipikirkan lebih lanjut untuk memindahkan ibukota pemerintahan negara ke luar dari pulau Jawa. DKI cukup menjadi pusat bisnis dan industri serta perlu dikembangkannya pusat-pusat industri baru yang berbasis sumber daya alam yang dimiliki di setiap wilayah kepulauan dan daratan.

Intinya tantangan besar ke depan yang dihadapi adalah meminimalisir kesenjangan pembangunan antar wilayah, kepentingan nasional harus lebih dikedepankan dari kepentingan golongan dan pribadi, namun pada saat yang sama kepentingan nasional tidak boleh berdiri dengan mengorbankan kepentingan pribadi seorang pun.

Pendidikan adalah ideologi pembebasan bagi setiap orang dan hanya orang terdidik yang memiliki potensi menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Bahasa mencerminkan sikap perilaku, moral dan budaya bangsa, dengan demikian semua jenjang pendidikan negeri atau yang difasilitasi oleh negara seharusnya dapat dinikmati gratis, berapun dana yang dibutuhkan untuk itu dan semua orang bisa mengaksesnya sesuai kemampuan dalam kompetensi yang jujur, transparan dan akuntabel. Semua lembaga pendidikan baik negeri maupun swasta tidak boleh menjadi lahan bisnis, semua pelaku pendidikan harus mendapat jaminan kesejahtraan yang layak dari profesi mereka masing-masing di segala level tingkatan.

PAda peringatan Sumpah Pemuda, saatnya kita mengimbau semua pihak untuk merenungkan kembali perjalanan bangsa ini, bagaimana para pemuda di masa lalu bisa bersatu dalam kondisinya yang terbatas, belum ada lagi tanda-tanda kemerdekaan tapi mereka menyadari pentingnya persatuan guna memperkuat pegangan menghadapi masa depan yang lebih baik.

Nah, kita yang sudah mengecap kemerdekaan selama 66 tahun seharusnya lebih terbuka untuk menyelesaikan agenda reformasi yang terbengkalai agar kemajuan bangsa dan negara tidak sebatas mimpi di siang bolong. Justru itu, saat ini kita memerlukan pejuang-pejuang yang dapat menumbuhkan kembali semangat sumpah pemuda dan nasionalisme yang kian memudar mengingat tantangan ke depan semakin berat dan kompeks. (Penulis, guru IPS di SMP Negeri 51 Bandung)**Galamedia

Sunday, October 30, 2011

Pasar Cicalengka Akan Dibangun Permanen

SOREANG,(PRLM).-DPRD dan Pemkab Bandung menyepakati untuk membangun Pasar Cicalengka secara permanen baik oleh Pemkab Bandung maupun pihak ketiga. Para pedagang juga dimasukkan dalam kelompok masyarakat (Pokmas) yang akan menerima dana bantuan Pemkab Bandung.

Hal itu terungkap dalam rapat kerja Komisi B DPRD Kab. Bandung dipimpin ketuanya, H. Saeful Bahri, Kamis (27/10).

Rapat dihadiri Kepala Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Dinkoperindag) H. Bambang Budiraharjo, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) H. Juhana, Camat Cicalengka Rizki Nugraha, Kabag Kesejahteraan Sosial H. Terry, dan perwakilan Dinas Permukiman Tata Ruang dan Kebersihan (Dispertasih).

Menurut Budiraharjo, Pasar Cicalengka memiliki 684 kios, 437 lapak, dan 400 PKL yang sebagian besar terbakar pada Sabtu lalu (22/10). "Selain itu, kebakaran juga melanda 48 rumah warga yang rusak berat, 46 rumah rusak sedang, dan 10 rumah rusak ringan. Satu masjid jami dan musala juga terbakar," katanya.

Untuk sementara waktu para pedagang ditempatkan di Jln. Baron sampai Gedung Nasional dan Terminal Cicalengka.
"Namun pedagang tak bisa selamanya di Jln. Baron apalagi kalau jalan itu ditutup. Kami harus bergerak cepat untuk menanggulangi dampak kebakaran ini," katanya.

H. Terry menambahkan, para pedagang akan dimasukkan dalam Pokmas agar mudah dalam penyaluran bantuan.
"Seperti korban gempa bumi dan korban kebakaran Pasar Majalaya juga dibentuk Pokmas. Nantinya tiap Pokmas memiliki rekening masing-masing." Katanya yang menambahkan bantuan kebakaran Pasar Cicalengka bisa diambil dari dana tak terduga Pemkab Bandung.(A-71/kur)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com

Kota Bandung Berencana Bangun Cable Car Awal 2012

Kamis, 27/10/2011 - 19:17

BANDUNG, (PRLM).- Pembangunan cable car (kereta gantung) "Bandung Skybridge" akan dimulai pada awal tahun 2012. Ditargetkan awal tahun 2013 cable car tersebut bisa dipakai masyarakat Bandung.

"Diharapkan proses pembangunannya akan bisa dimulai pada awal 2012 selesai paling lambat awal 2013 sudah harus bisa selesai. Untuk penyedia atau pembangun cable car, saat ini sudah ada dua perusahaan yang berminat yaitu dari Perancis dan Austria," kata Presiden Direktur PT Aditya Dharmaputra Persada, selaku pemrakarsa, Sandjaya Susilo saat acara sosialisasi cable car di Kantor Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPGL) di Jln Dr Djunjunan, Kamis (27/10).

Menurut Sandjaya, cable car itu dimulai dari Jln Djunjunan dekat Kantor PPGL akan dibangun stasiun bandara sebagai awal dari lintasan Bandung Skybridge yang terhubung hingga Sukajadi (PvJ) dan Tamansari (Sabuga). Untuk jalur pertama ini, Sandjaya menuturkan konsepnya baru sebatas untuk wisata. "Namun untuk masyarakat umum juga bisa digunakan. Hanya saja memang kami fokus dulu untuk pendatang dari luar kota," katanya.

Ia menambahkan, dari 3 km panjang lintasan, akan dibangun sebanyak 6-8 tiang penyangga. Kereta gantung sendiri disediakan sebanyak 90-100 kabin. Masing-masing kabin berisi 8 orang dan mengangkut penumpang setiap 10 detik. "Artinya, dalam satu jam akan bisa mengangkut sebanyak 2.500-2.800 orang," katanya.

Dalam sosialisasi tersebut PPGL bersedia memberikan lahan seluas 2.000 meter persegi, terletak di samping kantor PPGL, di Jln Dr Djunjunan. Lahan seluas 2.000 meter persegi itu nantinya akan digunakan sebagai stasiun bandara "Bandung Skybridge" serta lahan parkir untuk 500 unit kendaraan.

Pihak PPGL sendiri secara umum menyambut baik rencana dari Pemkot Bandung tersebut. "Kami menerima usulan Walikota yang meminta lahan untuk digunakan. Kebetulan lahan kami cukup luas, sekitar 37 ribu meter persegi. Kalau hanya 2 ribu meter persegi yang diminta, 'kan masih ada 35 ribu meter persegi lainnya," kata Kepala PPGL, Subaktian Lubis kepada wartawan usai menerima Dishub Kota Bandung dan PT Aditya Dharmaputra Persada, di kantor PPGL, Jln. Dr Djunjunan, Kamis (27/10).

Lubis menambahkan, cable car yang dirancang Pemkot Bandung merupakan solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Bandung. Bahkan Lubis pun berharap, ke depannya cable car itu bisa dibangun untuk memenuhi sarana transportasi massal di Kota Bandung.

Kepala Dishub Kota Bandung, Prijo Soebiandono menuturkan, pihaknya bersama dengan pemrakarsa akan terus berupaya mewujudkan cable car di Kota Bandung. Jika nanti hal itu terwujud, maka Kota Bandung akan menjadi kota pertama di Indonesia yang memiliki cable car untuk transportasi masyarakat.

"Bandung akan jadi pilot project bagi kota lainnya. Karenanya, kita sangat serius mewujudkan cable car ini," kata Prijo saat ditemui di tempat yang sama. (A-113/das)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com

Belajar Mengakui Kesalahan


Oleh Ustaz Makmun Nawawi

Seperti biasa, saat pagi jalan-jalan cukup ramai. Tampak seorang pengemudi mobil ditemani seseorang di sampingnya, melarikan mobilnya amat kencang. Begitu kencangnya, hingga nyaris kehilangan kendali. Guna menyelamatkan diri, ia terpaksa harus menyalip motor yang ada di depannya. Pengendara yang disalip atau dilewati itu, yang kebetulan membonceng anak kecil langsung terperangah, kaget, seraya menumpahkan sumpah serapahnya. Sadar dengan kejadian tadi, pengemudi mobil itu menurunkan kecepatannya. Kondisi itu dimanfaatkan sang pengendara motor untuk mengejarnya, agar leluasa meluapkan amarahnya.

Usai menerima buncahan kemarahan pengendara motor, sang sopir kembali menaikkan kecepatannya. Bukan untuk ngebut lagi, tapi agar ia bisa melewati motor tersebut. Karena setelah mobilnya berada di depan motor, ternyata ia menghentikan mobilnya, lalu turun, dan menyetop si pengendara motor. Melihat kejadian itu, teman si sopir sudah ketar-ketir khawatir terjadi perkelahian besar-besaran seperti yang kerap terjadi di jalan-jalan.

Tapi, rupanya dugaannya meleset, karena begitu motor berhenti, ternyata sopir tadi justru menjulurkan tangannya, seraya mengakui kesalahan yang sudah diperbuatnya dan meminta maaf kepada si pengendara motor. Subhanallah.

Di tengah banyak orang yang sangat berat mengakui kesalahan, bahkan amat mahir  dalam berapologetik dan mencari segudang alasan pembenaran atas kesalahan yang sudah dilakukannya, peristiwa di atas bisa menjadi pelajaran indah. Bukan menghindar atau lari dari kesalahan yang diperbuatnya, melainkan berani meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan. Ia menafikan beragam fenomena perilaku kriminal yang amat lihai berkelit dengan sejumlah alibi.

Padahal, kesadaran seseorang untuk mengakui kesalahan adalah mutiara berharga yang mengantarkan dirinya memiliki sikap tawadhu, yang dijanjikan Nabi: "Tidaklah seseorang itu tawadhu karena Allah, kecuali Allah akan meninggikannya." (HR Muslim).

Itulah akhlak yang dimiliki oleh orang-orang saleh, yang sangat ringan dalam mengakui kesalahan. Kita lihat misalnya Ka'ab, Murarah, dan Hilal yang tak ikut Perang Tabuk. Juga Ma'iz bin Malik atau seorang wanita Ghamidiyah yang langsung menghadap Nabi dan dengan terang-terangan mengaku berzina, seraya siap menerima segala risiko dari pertobatannya itu demi membersihkan dirinya sehingga bisa menemui Rabbnya dengan tanpa noda.

Takut posisi dan kehormatannya rusak, boleh jadi itulah faktor yang menghalangi seseorang untuk mengakui kesalahan. Padahal, tak harus demikian, malah dengan menyadari dan mengakui kesalahannya bisa menaikkan kehormatan dan integritas diri seseorang. Abul Hasan al-Asy'ari, misalnya, mantan imam besar mazhab Mu'tazilah. Saat ia sadar bahwa haluan pemikiran yang diikutinya salah, Abul Hasan pun memublikasikannya di hadapan publik.

Dengan pengakuan tersebut, tak membuat derajatnya surut, tapi justru menjadikannya sebagai tonggak utama dalam pengokohan pilar-pilar akidah umat. Harus diakui, untuk pertama kalinya dalam sejarah, julukan "ahlus sunnah" itu disematkan kepada kelompok Asy'ariyah.
sumber : www.republika.co.id

Ukuran Megatron akan Diperkecil

Selasa, 25/10/2011 - 17:15

BANDUNG, (PRLM).- Ukuran megatron di pertigaan Jalan Aceh - Wastukancana akan dibuat sesuai izin yang telah diterbitkan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung. Kalau pun sekarang dinilai terlalu besar maka pihak pemilik akan membuat bingkai sehingga ukurannya 5 meter x 10 meter.

"Kita akan sesuaikan ukurannya. Kalau pun sekarang ukurannya lebih besar nanti akan dibuatkan bingkai sehingga ukuran iklan yang ditayangkan menjadi sesuai yakni 5 meter x 10 meter," ujar Project Manager Bank Perkreditan Rakyat Karyajatnika Sadaya (BPR KS), Freddie Lim saat jumpa pers, Selasa (25/10).

Dia menjelaskan, megatron tersebut milik BPR KS. "Dan perlu kami tegaskan megatron itu tidak dikomersilkan tapi dibuat untuk iklan sendiri grup BPR KS," katanya.

Sebelum membangun, menurut Freddie, pihaknya terlebih dahulu menempuh semua perizinannya, bahkan izin tersebut sudah keluar sejak 6 September 2011 lalu. "Kita menempuh perizinan sesuai dengan prosedur," kata Freddie.

Dalam kesempatan itu, Freddie juga memperlihatkan bukti surat izin dari Wali Kota Bandung Dada Rosada dengan nomor 510 12/IPB-794/BPPT/2011. Dalam surat itu disebutkan nama perusahaannya antara lain untuk PT Surya Putra Adipradana dengan nama pemimpin Rachmat Sumadihardja. Naskah megatron tersebut untuk Akses, salah satu bidang usaha pengembangan BPR KS dengan ukuran 5 m X 10 m dan ketinggian delapan meter. "Masa berlakunya dari 1 Juli 2011 hingga 30 Juni 2012," tutur Freddie. (A-113/A-88)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com

Iklan di Dunia Maya Meningkat Seratus Persen

Sabtu, 29/10/2011 - 19:52

BANDUNG (PRLM).- Penetrasi internet yang semakin meluas di Indonesia membuat bisnis iklan melalui dunia maya (e-commerce) meningkat lebih dari seratus persen setiap tahun.

Hal itu diakui oleh Public Relation Manager & Communications Tokobagus.com, Ahmad Ichwan Sitorus. "Pertumbuhan e-commerce terus meningkat, terutama untuk situs kami yang menyediakan layanan jual beli barang secara gratis," kata Ichwan, ketika ditemui dalam Toys and Games Republic di Paskal Hyperpoint Bandung, Sabtu (29/10).

Menurut dia, dibandingkan dengan membuat situs sendiri yang belum tentu banyak mendapatkan angka kunjungan pengakses, masyarakat saat ini lebih memilih situs e-commerce serba ada.

Banyaknya ibu rumah tangga yang memanfaatkaan e-commerce, juga membuat komoditas fashion wanita paling banyak dicari. "Di situs kami, pengiklan untuk produk fashion wanita lebih dari angka 150.000 buah, sedangkan produk lain seperti perlengkapan bayi, gadget, perlengkapan rumah tangga, mobil, dan lain-lain, hanya sekitar 3.000 hingga 4.000 buah," ucapnya. (A-175/A-88)***

sumber : www.pikiran-rakyat.com

Saturday, October 29, 2011

Luas Hutan Konservasi di Jabar Terus Bekurang

BANDUNG, (PRLM).- Luas hutan konservasi di Jawa Barat dari tahun ke tahun terus berkurang, sehingga dikhawatirkan memunculkan bencana besar berupa banjir dan longsor. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 419/Kpts-II/1999 luasan hutan konservasi di Jawa Barat sekitar 252.604 ha atau sekitar 24 persen dari total luas hutan di Jawa Barat.

"Sementara, berdasarkan SK Menhut 195/Kpts-II/2003, luasan hutan konservasi di Jawa Barat sekitar 132.180 ha atau sekitar 16% dari luasan total di Jawa Baratn" kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar, Dadan Ramdan, dalam pernyataannya ke "PRLM", Senin (24/10).

Seperti diketahui, akibat pembabatan hutan untuk sayur mayur di Kec. Kertasari telah membuat kecamatan-kecamatan yang berada di bawahnya seperti Majalaya dan Ibun selalu tergenang banjir bercampur lumpur apabila musim hujan.

Sungai Citarum dan anak-anak sungainya juga cepat dangkal akibat sedimentasi yang tinggi karena kerusakan hutan di daerah hulu Sungai Citarum.

Secara kuantitatif, dari data tersebut, menurut Dadan, dapat menyimpulkan secara kuantitatif luas hutan konservasi / hutan alam di Jawa Barat terus berkurang, lenyap dari waktu ke waktu.

"Di Provinsi Jawa Barat, hutan konservasi yang telah ditunjuk dan ditetapkan berupa 32 unit Cagar Alam dengan dua di antaranya merupakan Cagar Alam Laut,� katanya. (A-71/A-88)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com

Jangan Takuti Patahan Lembang, Namun Jangan Abaikan

BANDUNG, (PRLM).- Potensi gempa bumi akibat pergerakan Patahan Lembang jangan dianggap sebagai ancaman yang menakutkan dan meresahkan masyarakat Bandung dan sekitarnya. Pasalnya, pergerakan patahan sepanjang 22 km itu hanya dua millimeter per tahun sehingga kecil kemungkinannya untuk terjadi gempa besar.

Kepala Dinas Pengkajian Eskplorasi dan Sumber Daya BP Migas, Awang H. Satyana menilai, dengan pergerakannya yang minim itu, potensi kekuatan gempa bumi akibat Patahan Lembang diperkirakan tidak lebih dari 6 pada skala Ritcher.

Dampaknya pun, menurut dia, tidak akan sampai membahayakan masyarakat di cekungan Bandung tetapi justru mengancam daerah utara Bandung, seperti Lembang dan Subang.

â€Å“Jika terjadi gempa, longsorannya akan mengarah ke Subang yang daerahnya lebih dalam. Justru daerah Bandung lebih aman dan hanya daerah perbukitan Lembang saja yang terancam,â€� katanya di Bandung, Rabu (26/10).

Jika dibandingkan dengan Patahan Sumatra, kata Awang, pergerakan Patahan Lembang jauh lebih kecil. Berdasarkan berbagai penelitian, Patahan Sumatra bergerak 50 milimeter per tahun dan berpotensi menyebabkan gempa di atas 7 pada skala Ritcher.

Dengan kondisi itu, menurut Awang, Patahan Lembang hanya menyebabkan gempa-gempa kecil dengan kekuatan sekitar 3 pada skala Ritcher. Gempa itu hanya membahayakan daerah di sepanjang jalur patahan, yakni dari Gunung Palasari, Lembang hingga ke Cisarua, Kabupaten Bandung Barat.

â€Å“Jadi jangan takut berlebihan dengan ancaman Patahan Lembang, tetapi jangan juga mengabaikannya,â€� katanya. (A-192/A-88)***
sumber : www.pikiran-rakyat.com

Hikmah: Menangislah


Oleh Ustadz Toto Tasmara

Dikisahkan tentang seorang yang menangis terisak kemudian tersungkur tak sadarkan diri. Setelah siuman, dia ditanya: “Ada apa dengan dirimu? Dia menjawab: “Selepas shalat aku berzikir, kemudian aku menghitung-hitung keadaan diriku. Aku mengadili diriku sendiri sebelum datang pengadilan Allah. Bila setiap harinya aku berbuat dosa, apakah karena lalai ibadah atau karena amal-amalku, berarti aku telah menabung 365 dosa setiap tahunnya. Umurku enam puluh tahun dan itu berarti 21.900 dosa yang harus aku pertanggungja wabkan. Padahal, tidak ada satu perbuatan walau sebesar biji zarah sekali pun kecuali akan diperhitungkan Allah SWT di hari kiamat nanti. Lantas betapa aku akan menghadap Tuhanku? Oh, alangkah sedikitnya bekalku untuk menempuh perjalanan yang panjang nanti,” ujarnya.

Orang tersebut menangisi dirinya sendiri, menghitung diri sebelum datang hari perhitungan yang sesungguhnya. Tangisannya adalah penyesalan. Dan setiap orang yang menangis dan menyesali dosanya adalah pintu menuju ke surga. Begitu tingginya nilai tangisan bagi hamba yang merindu sehingga Allah akan membebaskannya dari api neraka. Abu Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan pernah masuk ke dalam neraka seorang yang pernah menangis karena takut kepada Allah.” (HR at-Tirmidzi).

Bagi para perindu surga, lebih baik mereka merintihkan tangisan harapan walau sepi dari hiasan bunga pesta dunia, asalkan dia kelak tersenyum menatap Sang Kekasih di akhir perjalanannya. Kerinduan yang tidak terperi telah memenuhi butiran air mata kaum mukmin. Karena, dalam setiap butiran air matanya, dia menemukan wajah Tuhan yang tersenyum penuh welas asih.

Maka, deraikanlah air mata dalam tangismu yang merindu cinta. Cucurkan air matamu dalam denyut kecemasanmu akan nasib di hari akhir. Sesekali tariklah dirimu dari keramaian dunia untuk bertafakur dan menghitung diri. Engkau tak akan pernah menangkap bayangan wajahmu bila becermin di atas air yang deras dan keruh. Bayanganmu hanya tertangkap di permukaan air yang bening dan mengalir tenang.

Engkau tak akan menemukan wajah Tuhan dalam gelak tawa dan ingar-bingar pesta dunia. Gelak tawa demikian hanya akan menumpulkan ketajaman nuranimu. Ingar-bingar duniamu telah membuat kusam dan kotor kaca-kaca kalbumu. Sinarnya tertahan oleh daun-daun ambisi hawa nafsumu. Apalah artinya gelak tawa bila diakhiri dengan derai air mata dan tangisan penyesalan di hari kemudian?

Berbahagialah orang-orang yang pernah menangis dalam penyesalannya. Berbahagialah orang yang meneteskan air mata karena mewaspadai dirinya di hadapan Allah kelak. Berbahagialah orang yang menangis sebelum datang saatnya dia akan ditangisi. Berbahagialah para pemimpin yang terisak merintih getir memikirkan duka derita nasib rakyatnya. Menangislah sebelum datang suatu masa di mana malaikat pemutus segala kelezatan akan datang menghentikan segala desah napas dan membuyarkan segala impian. Wallahu a'lam.
sumber : www.republika.co.id

Menyambut Bayi Ke-7 Milyar

BANDUNG, (PRLM).- Tanggal 31 Oktober 2011, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memprediksikan akan lahir bayi yang ketujuh milyar sebagai penduduk dunia. Fenomena tersebut harus menghadirkan satu buah kesadaran ditengah masyarakat dan keluarga bahwa kelahiran anak bukan hanya sebagai konsekuensi dari sebuah pernikahan, tetapi anak yang dilahirkan harus menjadi aset bagi pembangunan.

Ketua Tim Penggerak PKK Propinsi Jabar, Netty Prasetiyani, M.Si., mengharapkan anak yang dilahirkan juga harus menjadi SDM yang berkualitas dan unggul sebagai kontributor pertahanan dunia. Dengan demikian, ketahanan keluarga harus dijaga. Keluarga sebagai institusi sosial terkecil dalam masyarakat merupakan institusi yang akan memperkuat sendi dan pilar bangsa.

â€Å“Keluarga yang kokoh dan memiliki ketahanan akan menjadi institusi yang menjaga seluruh anggota keluarga dari berbagai unsur destruktif yang bertebaran di era globalisasi. Keluarga harus dijadikan sebagai surga di dunia dan harta yang paling berharga bagi diri serta keluarga. Keluarga tempat kembali dan berlabuh sehingga kita harus menjaga keluarga yang ada di Jabar,” katanya kepada â€Å“PRLM” seusai memberikan materi pada rakor Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan Jabar 2011, Kamis (27/10) di Bandung.

Netty juga mengatakan dengan diprediksikan akan lahirnya anak ketujuh miliar pada 31 Oktober 2011 harus menjadi renungan tentang masalah kependudukan. Masalah kependudukan bukan persoalan sederhana karena jumlahpenduduk yang banyak akan berimplikasi pada penyediaan layanan pendidikan, kesehatan dan berbagai layanan lainnya.

Persoalan kependudukan akan berimplikasi pada persoalan sosial lainnya seperti korban trafiking, ketenagakerjaan. Untuk itu, harus kita kukuhkan komitmen mulai dari propinsi, kota dan kabupaten se-Jabar bahwa program KB menjadi sarana untuk menghadirkan kesejahteraan dan ketahanan keluarga sesuai norma keluarga kecil bahagia sejahtera. Program KB melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan pernikahan, ketahanan keluarga dan juga kesejahteraan menjadi kunci menyelesaikan persoalan kependudukan yang dihadapi saat ini,” ungkapnya. (A-62/A-26).***
sumber : www.pikiran-rakyat.com

Bandung Bakal Memiliki Convention Hall Berstandar International

BANDUNG, (PRLM).- Setelah mandeg dengan rencana pembangunan Bandung Convention Center (BCC) bersama Universitas Padjadjaran di kawasan Sekeloa, kini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menggandeng PT Bandung Cipta Cemerlang untuk membangun convention hall berstandar internasional di Jln. Soekarno Hatta Bandung.

Hal itu terungkap dalam ekspose pembangunan BCC di Pendopo Walikota Bandung, Selasa (25/10). Walikota Bandung Dada Rosada mengatakan, pembangunan convention hall di Kota Bandung diperlukan, karena hingga saat ini tidak ada satu pun convention hall berstandar internasional di Kota Bandung.

"Pemkot Bandung sudah mewacanakan pembangunan convention hall sejak tahun 1983, tapi sampai sekarang belum terwujud juga," kata Dada.

Seperti diketahui, awal tahun 2010, Pemkot Bandung dan Unpad berencana membangun BCC di atas lahan seluas 10,5 hektare di kawasan sekeloa, Bandung. Namun rencana tersebut mendapat banyak resistensi dari masyarakat karena dikhawatirkan akan menggusur ratusan rumah yang ada di kawasan Lebakgede dan Sekeloa. Klaim kepemilikan tanah pun terjadi antara Unpad dengan warga yang kebanyakan menetap sejak 1942 tersebut.

"Satu atau dua tahun lalu memang ada rencana kerjasama pembangunan dengan Rektor Unpad pak Himendra (Himendra Wargahadibrata, red.), tapi sejak pergantian rektor tidak berlanjut. Kalau sekarang ada rencana baru yang mendahului itu, lebih bagus, jadi kalaupun rencana lama bersama Unpad tetap berlanjut, kan kita jadi punya dua convention hall," ucap Dada.

Dana pembangunan, seluruhnya akan ditanggung oleh PT Bandung Cipta Cemerlang. "Kita butuh convention hall terutama sejak tahun 2005, Pemkot belum bisa membangun karena tidak ada dana, sedangkan swasta selama ini belum ada yang serius, mudah-mudahan kali ini akan membangun tanpa melihat untung rugi, kalaupun dari convention hall rugi kan bisa tertutupi oleh cafe dan hotelnya," katanya.

Dada mengatakan, untuk memuluskan jalannya pembangunan, akan mempermudah perizinan selama PT Bandung Cipta Cemerlang memenuhi seluruh persyaratan sesuai prosedur yang berlaku.

Perwakilan PT Bandung Cipta Cemerlang Henry Hidjaja mengatakan, gedung convention hall sebenarnya sudah terbangun di kawasan BCC, Jln. Soekarno Hatta Bandung sejak satu tahun terakhir. Namun, pihaknya akan melakukan pengembangan sehingga BCC yang telah ada memenuhi standar internasional.

"Sebelumnya memang sudah ada bangunan, tapi hanya alakadarnya, jadi akan direnovasi total," kata Henry. Dalam area BCC yang ada saat ini, hanya ada satu bangunan utama seluas 2.000 meter persegi.

Dia juga mengatakan, selain membangun convention hall yang juga berfungsi sebagai gedung eksibisi, BCC akan dilengkapi oleh hotel bintang tiga, cafe, foodcourt, dan kantin. Seluruhnya memiliki luas total 7 hektare.

Namun, Henry masih belum mengetahui pelaksanaan pembangunan tersebut. Alasannya, perizinan yang diperlukan belum diperoleh oleh Pemkot Bandung.

"Kalau hari ini sudah ada izinnya, besok juga bisa dibangun. Kami inginnya secepatnya, begitu perizinan sudah lengkap," ujarnya.

Pemilihan lokasi di Jln. Soekarno Hatta karena dianggap strategis. Selain bisa diakses lewat tiga ruas tol, yaitu Pasir Koja, Moh. Toha, dan Buah Batu, lokasi tersebut juga mudah dijangkau karena dilewati banyak jalur angkutan umum, terutama Trans Metro Bandung.

Disinggung mengenai nilai investasi, Henry menolak mengomentari. "Yang pasti kalau hanya dari convention hall saja tidak menguntungkan," ujarnya. (A-175/das)***

sumber : www.pikiran-rakyat.com

Friday, October 28, 2011

Dokter RSHS: Sangat Mungkin Serentak Kena Virus Hepatitis A

Bandung - Kepala Ilmu Penyakit Dalam RSHS yang juga merupakan spesialis penyakit menular dr Primal Sudjana menyatakan terpaparnya puluhan mahasiswa Universitas Parahyangan (Unpar) oleh virus Hepatitis A secara serentak, sangat memungkinkan. Penularannya bisa melalui makanan, air yang diminum, serta berdekatan dengan yang positif hepatitis A.

Seperti diberitakan sebelumnya, sekitar 40 mahasiswa Unpar dirawat di RS Borromeus secara bersamaan pada tanggal 6 dan 7 Oktober. 12 di antaranya dinyatakan positif Hepatitis A. Sementara sisanya ada yang baru gejala ada juga yang keracunan obat.

"Virus Hepatitis A itu menular melalui makanan. Bisa juga dari air yang diminum. Jadi mungkin saja ada sekelompok orang yang tinggal di lingkungan yang sama atau berdekatan terkena penyakit yang sama," ujar Primal saat dihubungi detikbandung via telepon selulernya, Kamis (27/10/2011).

Untuk mengantisipasi penyebarannya, warga pun diminta memperhatikan kebersihan makanan serta tangan sebelum makan. Primal juga menyarankan agar warga setempat segera melapor ke Dinkes Kota Bandung.

"Untuk menelusuri ini mudah, karena kan yang terjangkit di lokasi yang sama. Jadi nanti petugas bisa periksa penyebaran virus hepatitis A di tempat itu karena apa," ujarnya.

Meski tak berbahaya seperti Hepatitis B atau hepatitis C, penyakit Hepatitis A juga dinilai penting untuk segera diobati. "Kalau tidak segera ditangani, kuningnya bisa lama," katanya.

Ciri-ciri orang yang terkena penyakit hepatitis A ini di antaranya mengalami demam, air kencing berwarna seperti teh, dan mata kekuningan. "Kalau sudah melihat air kencingnya seperti teh, langsung periksakan ke dokter. Apalagi kalau tahu temannya juga sudah terkena," tutur Primal.

(tya/ern)
sumber : bandung.detik.com

Bodebek Jadi Prioritas

DIPONEGORO,(GM)-
Untuk mengembangkan pembangunan di wilayah Jabar, Pemprov Jabar berencana membangun tiga kawasan metropolitan. Yakni Metropolitan Cekungan Bandung (Bandung Raya), Metropolitan Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi), dan Metropolitan Cirebon.

Namun yang saat ini gencar dipromosikan adalah Metropolitan Bodebek karena sejalan dengan konsep metropolitan yang diusung DKI Jakarta. Metropolitan Bodebek menjadi metropolitan kembar (twin) dengan Metropolitan Jakarta.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jabar, Deny Juanda Puradimaja kepada wartawan di Gedung Sate, Jln. Diponegoro Bandung, Senin (24/10).

"Rencananya untuk konsep Metropolitan Bodebek tiap daerah memiliki porsi berbeda. Misalnya Depok sebagai penghelanya dari sisi piranti lunak seperti para pemikir dan jasa. Bekasi dan Bogor sebagai pusat industri. Dengan adanya Metropolitan Bodebek beban Jakarta bisa berkurang," katanya.

Saat ini Jakarta menjadi ibu kota negara, ibu kota provinsi, pusat pemerintahan, pusat perekonomian, dan pusat perdagangan. Dengan adanya Metropolitan Bodebek, maka diharapkan beban Jakarta bisa berkurang. Bisa jadi ke depan ada beberapa kantor kementerian yang ada di Metropolitan Bodebek.

Diakuinya, pemerintahan DKI Jakarta sudah menyambut baik konsep Metropolitan Bodebek. Pihaknya pun sudah berkoordinasi terkait program itu. Selanjutnya, Pemprov Jabar akan menyampaikan konsep ini ke kementerian dan pihak terkait.

Sementara Metropolitan Cekungan Bandung dan Metropolitan Cirebon merupakan konsep lama yang kini masih terus dikembangkan. Permasalahan krusial yang dibahas dalam konsep ini adalah faktor pembenahan transportasi massal.

BIUTR

Sementara itu, proses pembangunan Bandung Intra Urban Toll Road (BIUTR) atau tol dalam Kota Bandung dipastikan akan molor lagi. Sebab proses pembebasan lahan terkendala peraturan Badan Pertanahan Nasional (BPN) No. 2/2011 yang keluar bulan Februari lalu.

"Dalam aturan tersebut dikatakan, setiap pembangunan yang akan menggunakan lahan milik lembaga negara, harus meminta izin langsung dari menteri terkait. Untuk Tol BIUTR akan melewati 17 bidang tanah yang berada di bawah 13 kementerian atau lembaga. Sementara proses perizinan ini membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena ada mekanismenya," kata Deny.

Diakuinya, gara-gara aturan itu, tidak hanya beberapa proyek pembangunan di Jabar saja yang terhenti. Tapi hampir semua proyek di Indonesia. Pihaknya sudah menyerahkan permasalahan ini kepada pemerintah pusat dan tengah dibahas. (B.96)** Galamedia

Angkat Budaya Sunda

SEBAGAI musisi, Lia Aprilia sudah sanggup menorehkan segudang prestasi, di antaranya memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) bermain keyboard nonstop selama 24 jam, membuat album penyuluhan untuk Pemkot Bandung, membuat lagu mars KONI Jabar, lagu Kota Bekasi, hingga tampil di sejumlah even besar.

Namun belakangan ini, Lia justru fokus mengadakan berbagai kegiatan seminar hingga diskusi. Melalui bendera Gema Parahyangan, penyanyi berparas manis ini sedang giat menyosialisasikan budaya nasional. Salah satunya dengan menggelar diskusi jelang Nusantara Expo 2012 bertajuk "Jawa Barat dan Konservasi Budaya Nusantara Sebagai Media Peningkatan Potensi Ekonomi Kreatif Lokal dan Daya Saing Produk Nasional" di Hotel Horison Bandung, Selasa (25/10).

Ditemui di kediamannya kawasan Jln. Kembar Timur Bandung, Senin (24/10), Lia mengungkapkan terlibat di even tersebut sebagai ketua pelaksana. Tujuannya untuk melestarikan dan pengembangan kebudayaan Nusantara. "Saya ingin menjadikan daerah sebagai komoditas yang memiliki nilai jual di samping acara ini merupakan pencanangan Hari Kebudayaan Nusantara," jelasnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, agar generasi muda tetap mencintai kebudayaan nasional, maka diperlukan pemahaman dari para pakar dan sesepuh demi kelestarian budayaa Nusantara. Lia menilai, salah satu upaya yang diwacanakan untuk mempertahankan nilai-nilai budaya di tengah masyarakat akan tercipta dalam Nusantara Expo 2012. "Kita bikin sebuah konsep kreatif yang akan mengetengahkan nilai berbagai macam kekayaan budaya asli Indonesia," terangnya.

Selama puluhan tahun berkarier sebagai musisi, Lia juga ingin budaya Sunda lebih terangkat. Hal itu agar anak muda tidak lupa akan daerah asalnya. "Saya prihatin dengan kondisi zaman sekarang. Di tengah arus globalisasi dan modernisasi, banyak remaja yang sok kebarat-baratan baik dari penampilan maupun tingkah laku. Agar mereka ingat akan budayanya, maka dibutuhkan beragam wacana demi memperkuat nilai-nilai budaya kita," ulasnya.

Dalam diskusi nanti, Lia akan mengundang sejumlah pembicara di antaranya Ketua Dekranasda Prov. Jawa Barat, Ny. Netty Heryawan dan tokoh masyarakat serta praktisi budaya daerah, Drs. Uu Rukmana, M.Si. "Rencananya juga acara itu akan dihadiri Gubernur Jabar Ahmad Heryawan," katanya.

Lalu, bagaimana aktivitas musiknya? "Masih jalan. Saya baru-baru ini bikin lagu buat Kota Bekasi dan tema lingkungan hidup untuk Pemkot Bandung. Manggung juga masih sering. Alhamdulillah, job tetap mengalir walau saya sibuk ngurusin soal kegiatan sosial," katanya. (mza/ "GM")**

Presiden Soekarno dan Masjid Biru di Rusia

Memang, hubungan antara masjid ini dengan mantan Presiden pertama Indonesia, Soekarno, tidak bisa dipisahkan. Di negeri komunis Uni Soviet, nama Soekarno sangat dikenal. Bukan hanya dianggap sebagai teman dalam Perang Dingin melawan poros Barat, namun juga sebagai presiden muslim yang memberikan 'berkah' bagi sebagian muslim di negeri beruang merah ini.


Menurut Ja'far Nasibullah, suatu hari di tahun 1955, Soekarno berkunjung ke St Petersburg yang saat itu masih bernama Leningrad. Ia datang dan menikmati kota indah ini dengan putri kecilnya yang bernama Megawati Soekarnoputri.

Dari dalam mobil itu, Soekarno sekilas melihat sebuah bangunan yang unik dan tidak ada duanya. Sopir diminta memutar haluan untuk melihat bangunan tersebut. Namun, sang sopir tak menuruti permintaan orang nomor satu RI itu. Tidak ada perintah untuk memutar apalagi berhenti.

Pada zaman itu, di bawah pemerintahan komunis nyaris tidak ada kekuasaan dan kesempatan berdiskusi yang diberikan kepada seorang sopir. Dari pembicaraan dengan beberapa pihak, Soekarno akhirnya tahu bahwa gedung itu adalah sebuah masjid yang saat itu dijadikan gudang.

Dalam suatu pertemuan dengan pejabat setempat, Presiden melontarkan permintaan agar pada hari berikutnya diatur suatu kunjungan ke masjid yang dilihatnya. Namun aturan protokoler tidak memungkinkan karena acara yang disusun sudah sangat padat.

Setelah dua hari menikmati keindahan kota St Petersburg yang saat itu masih bernama Leningrad, Soekarno terbang ke Moskow untuk melakukan pembicaraan tingkat tinggi guna membahas masa depan kerja sama bilateral dan berbagai posisi kunci dalam Perang Dingin yang terus memuncak. Dalam bincang-bincang di istana Kremlin itu sempat tersiar kabar suatu pembicaraan yang unik diantara kedua pemimpin bangsa.

''Bagaimana kunjungan ke Leningrad tuan Presiden. Tentu sangat menyenangkan, bukan?,'' tanya pemimpin Rusia. Diluar dugaan Soekarno memberikan jawaban yang mengagetkan. ''Rasanya saya belum pernah ke Leningrad,'' ujar Soekarno.
''Tuan Presiden memang pandai bertutur. Ada apa yang salah dengan Leningrad. Bukannya kemarin dua hari berjalan-jalan dengan sang puteri di sana.''
''Ya. Kami memang berada disana, tapi kami belum kesana.''
''Kenapa begitu?''
''Karena kami tidak pernah diberikan kesempatan untuk mengunjungi bangunan yang disebut masjid biru.''

Kunjungan Soekarno ke Rusia berjalan lancar dan seolah tidak pernah ada apapun yang terkait dengan masalah agama ataupun masjid.
Soekarno juga tidak banyak membicarakan lagi tentang masjid yang pernah dilihatnya di kota terindah di Uni Soviet tersebut.
Meskipun begitu, diam-diam banyak kalangan muslim memasang kuping atas berbagai kejadian yang dialami oleh tamu kehormatan dari Indonesia tersebut.

Seminggu setelah kunjungan usai. Sebuah kabar gembira datang dari pusat kekuasaan, Kremlin di Moskow. Seorang petinggi pemerintah setempat mengabarkan bahwa satu-satunya masjid di Leningrad yang telah menjadi gudang pasca revolusi Bolshevic tersebut bisa dibuka lagi untuk beribadah umat Islam, tanpa persyaratan apapun. Sang penyampai pesan juga tidak memberikan alasan secuilpun mengapa itu semua bisa terjadi.

''Umat Islam di St Petersburg mengenal dengan baik Presiden Soekarno. Kita sangat berterima kasih kepada almarhum Soekarno. Kami akan ingat jasa-jasanya,' ujar mufti Ja'far Nasibullah. Tanpa Soekarno, katanya mungkin masjid indah ini sudah hancur sebagaimana masjid dan gereja lainnya.

Hingga kini, masjid yang didirikan pada tahun 1910-1921 itu masih berdiri megah. Dua menaranya menjulang setinggi 48 meter sedangkan kubahnya yang dibalut keramik warna biru sangat gagah dengan ketinggian 39 meter. Tempat ibadah umat Islam yang diarsiteki oleh dua orang nasrani bernama Vaslilier dan Alexander Von Googen ini memang mirip dengan sebuah masjid di Samarkand, Asia Tengah.

Meskipun sempat akan hancur kubahnya pada tahun 1980an, namun berkat kebaikan hati beberapa pemimpin komunis era Uni Soviet dan pinjaman seseorang yang beragama Ortodoks, maka renovasi selama 18 tahun telah mengembalikan kemegahan rumah Allah di bumi utara tersebut.

''Sebagai muslim, saya harus jujur dan mengucapkan terima kasih bukan hanya kepada umat Islam yang senantiasa memakmurkan masjid ini. Tetapi juga kepada pemerintah pada masa komunis, pemerintah sekarang dan juga para donatur yang berbeda agama. Semoga Allah SWT memberikan balasannya atas kebaikan mereka,'' ungkap Ja'far.

Mobil Mercedes tua itu segera saya starter setelah bersalaman beberapa kali dengan Sang Mufti. Pelukannya yang hangat dan ciumannya yang ikhlas mengesankan ia telah bertemu dengan seorang 'Soekarno' kecil. Sayapun jadi termangu, tidak bisa tidur dan selalu bertanya, 'Kontribusi apa yang bisa saya berikan untuk muslim Rusia di masa keterbukaan ini.'
Sumber : republika

YTB Gencar Sosialisasi Memutus Mata Rantai Penyakit Thalassaemia

BANDUNG, (PRLM).- Walikota Bandung, H.Dada Rosada, meminta pengurus Yayasan Thalassaemia Bandung (YTB) segera membentuk tim kerja bersama sejumlah SKPD Pemkot Bandung dalam waktu satu minggu ke depan. Kemudian segera melakukan sosialisai memberikan pemahaman kepada masyarakat kota, khususnya kalangan generasi muda tentang penyakit Thalassaemia (penyakit kelainan darah) yang sampai saat ini belum ada obatnya,kecuali melalui transfusie darah terus menerus.

"Setelah melakukan sosialisasi, segera lanjutkan dengan skrining/pemeriksaan darah thalassaemia sebagai upaya 'memutus mata rantai Thalassaemia', sebagaimana telah dilakukan bulan lalu terhadap 1.088 mahasiswa baru Itenas," kata Walikota saat menerima Pengurus Yayasan Thalassaemia Bandung, di Pendopo Kota Bandung, Jumat (21/10).

Sebagaimana disampaikan penjelasan oleh Iman Tedjarahmana Ketua harian Yayasan Thalassaemia Bandung, Jumat pagi kemarin di Pendopo Jl.Dalem Kaum Bdg di hadapan Walikota Bandung dan pimpinan SKPD terkait,penderita di Jabar Thalassaemia di Jabar ada 1.700 penderita dan di Bandung terbanyak ada 608 orang, dan cenderung penambahan pendeita baru rata-rata bertambah 5% yang lahir dari pasangan suami-isteri pembawa sifat.

Menurut Walikota Bandung, masalah penyakit ini merupakan tanggungjawab bersama pemerintah dan masyarakat yang peduli. Bila penyakit ini tidak dicegah, maka beban pemerintah dan masyarakat akan semakin berat, karena tiap satu penderita thalassaemia, memerlukan biaya transfusi darah, obat-obatan dan alat pembuang zat besi tidak kuang dari Rp 8 juta/bulan/penderita.

"Kepada tim kerja yang dibentuk nanti segera membuat perencanaan sekaligus perkiraan biaya yang dibutuhkan, agar Pemkot bisa mensubsidi melalui dana hibah. Untuk tahap awal bisa saja hibah yang peliu disiapkan antara Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar." kata Dada.

Menurut Ketua Harian Yayasan Thalassaemia Bandung, Iman Tedjarahmana, penderita Thalassaemia di Jabar ada sekitar 1.700 orang dan terbanyak di Bandung mencapai 608 orang. "Cenderung penambahan pendeita baru rata-rata bertambah 5% yang lahir dari pasangan suami-isteri pembawa sifat," katanya.

Dikatakan Iman, Yayasan Thallassaemia melakukan pencegahan agar tidak bertambahnya penderita baru melalui sosialisasi dan pemeiksaan darah sebelum menikah sebagai bagian dari program â€Å“memutus mata rantai thalassaemia", khususnya di kalangan generasi muda (mahasiswa dan siswa SMA/SMK), karena seusia mereka nampaknya sudah mulai bepacaran yang akan melanjutkan ke jenjang pernaikahan.

"Di pintu inilah kami mengingatkan untuk melakukan pemeriksaan darah thallassaemia, agar tidak terjadi perkawinan sesame pembawa sifat thallassaemia yang akhirnya melahirkan bayi penderita thallassaemia," jelas Iman. (das)***

sumber : www.pikiran-rakyat.com

Thursday, October 27, 2011

Jendela SVLK Terbuka Lebar

Keberadaan megatron di salah satu persil perkantoran yang berada di persimpangan Jln. Wastukancana-Aceh, dipertanyakan sejumlah pihak. Megatron tersebut sangat mencolok dan menutup Masjid Al-Ukhuwah, dekat kantor pemerintahan. Terlebih ukuran megatron juga diduga menyalahi batas maksimal untuk sebuah reklame.

Awalnya megatron tersebut merupakan billboard. Sejak beberapa bulan terakhir, diubah menjadi megatron dan hingga saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Dilihat secara kasat mata, ukurannya diperkirakan mencapai 15 x 8 meter. Padahal ukuran maksimal sebuah reklame adalah 10 x 5 meter.

Dari informasi yang diperoleh wartawan, keberadaan megatron di lokasi tersebut dinilai menyalahi aturan. Selain tidak sesuai titik yang diperbolehkan dipasang megatron sebagaimana peraturan wali kota (perwal), megatron itu juga secara estetika sangat menyalahi. Pun demikian dengan segi keselamatan, besarnya ukuran megatron bisa membahayakan pejalan kaki dan pengguna jalan.

Salah seorang warga, Yugi menuturkan, megatron tersebut begitu mencolok karena ukurannya. "Sebagai orang awam saya sendiri mempertanyakan besarnya ukuran megatron itu. Kok sangat besar sekali. Kebayang kalau sudah menyala, pasti akan sangat menyilaukan mata," katanya ketika ditemui di kawasan Jln. Wastukancana, Jumat (21/10).

Ia pun menilai, dari segi estetika keberadaan megatron itu sangat tidak baik. Posisinya yang berdekatan dengan masjid bisa mengganggu. "Kurang pantas saja dengan ukuran sebesar itu berada di dekat masjid," ujarnya.

Pertanyaan juga disampaikan Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung, Haru Suandharu. Ia menilai, ukuran megatron tersebut di luar kebiasaan dan kemungkinan besar menyalahi aturan yang ada.

Bahkan Haru juga menegaskan, seandainya megatron tersebut tidak sesuai dengan aturan yang ada, maka sudah menjadi kewajiban bagi Pemkot Bandung untuk bertindak tegas. Aparatur yang bertanggung jawab terhadap berdirinya megatron, harus mengusutnya jika memang terjadi pelanggaran.

"Kalau memang megatron tersebut tidak sesuai dengan perwal dan perda, ya harus dibongkar," tegas Haru.

Anggota Komisi A DPRD Kota Bandung, Lia Noer Hambali menambahkan, ukuran megatron tersebut memang menyalahi perda dan perwal. Maksimal ukuran reklame dalam bentuk apa pun, yaitu 10 x 5 meter. "Kalau yang itu (megatron, red) sepertinya lebih dari ukuran maksimal. Kalau begitu, jelas melanggar. Dari segi estetika juga tidak enak dipandang dan bisa membahayakan pengguna jalan," papar Lia.

Sementara itu, dari pihak Pemkot Bandung hingga kemarin masih belum ada keterangan resmi. Kepala BPPT Kota Bandung, Dandan Riza Wardhana ketika dimintai tanggapannya, belum mengeluarkan pernyataan. (B.114)** sumber : (GALAMEDIA)

Jalan Langsung Kebaikan

Oleh Prof Dr KH Didin Hafidhuddin

Dalam Alquran surah al-Fathir ayat 10, Allah SWT berfirman; "Barang siapa yang menghendaki kemuliaan, maka bagi Allah kemuliaan itu semuanya. Kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. Dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur."

Dari ayat tersebut di atas, sedikitnya ada tiga pelajaran penting yang seyogianya dijadikan bahan renungan sekaligus diusahakan implementasinya dalam kehidupan keseharian oleh orang-orang yang beriman.

Pertama, dalam realitas kehidupan banyak orang yang salah persepsi tentang hakikat kemuliaan hidup (izzah). Harta yang banyak yang kadang kala dihasilkan melalui cara-cara yang tidak benar, jabatan formal yang tinggi yang terkadang didapatkan dengan cara memfitnah dan menghancurkan pihak lain, atau membeli jabatan dengan uang dan fasilitas lainnya. Sering semuanya ini dijadikan sebagai tolok ukur kemuliaan hidup.

Ayat tersebut di atas menegaskan bahwa kemuliaan hidup itu hanyalah akan diraih mana kala seseorang bertindak dan berbuat sesuai dengan ketentuan Allah dan rasul-Nya. Kesungguhan dalam berbuat kebaikan, kejujuran dan amanah, dan keberpihakan pada kemaslahatan bersama, itulah sesungguhnya sesungguhnya hakikat kemuliaan. Meskipun tidak selalu disertai dengan melimpah ruahnya harta atau dengan jabatan formal yang tinggi, tentu akan lebih utama jika harta dan jabatan dipergunakan untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama dalam rangka meraih kemuliaan itu.

Yang kedua, segala amal perbuatan yang terpuji, baik dalam bentuk ucapan maupun tindakan, sesungguhnya memiliki jalur langsung kepada Allah dan akan diangkat serta dilaporkan oleh para malaikat ke hadir at Allah, Zat yang Mahatinggi dan Mahamulia. Karena itu, berbuat baik yang disertai keikhlasan dan kesungguhan harus menjadi lifestyle atau gaya hidup orang yang beriman, termasuk berbuat baik kepada orang yang tidak pernah berbuat baik kepada kita sekali pun.

Dalam hadis sahih riwa yat Imam Muslim, Rasul SAW bersabda; Di antara perbuatan yang sangat utama dan sangat terpuji ( af dhalul-fadhail) adalah engkau mampu bersilaturahim dengan orang yang memutuskannya. Engkau mampu dan bersedia memberi kepada orang yang tak pernah mau memberi ke pada Anda karena kebakhilannya. Eng kau mampu memaafkan orang yang berlaku zalim dan curang kepada Anda.

Yang ketiga, jika kemuliaan yang hakiki diraih melalui ketundukan dan kepatuhan kepada Allah disertai perbuatan amal saleh yang terus-menerus, baik dengan ucapan maupun tin dakan yang dilandasi dengan keikhlasan dan dibingkai dengan kesung guhan, niscaya segala bentuk kejahatan dari orang-orang yang berperilaku jahat, pasti akan mengalami kehancuran dan kebinasaan.

Harus kita yakini bersama bahwa segala bentuk kezaliman dan keburukan akan hancur dengan sendirinya manakala kita istiqamah dalam menebarkan benih-benih kebaikan dan menanam pohon kebajikan.

Dan jika Allah menimpakan suatu bencana kepadamu, maka tak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagimu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-Nya. Dia memberikan kebaikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Yunus : 107). Wallahu a'lam.

sumber : www.republika.co.id

Wildansyah Bukan Pemain Junior Lagi

Bukan Pemain Junior Lagi
Wildansyah adalah contoh pemain hasil pembinaan berjenjang yang dilakukan PERSIB Bandung. Bek asal Ciparay kelahiran 3 Januari 1987 ini, sejak usia 15 tahun, secara estafet memperkuat tim PERSIB U-15, PERSIB U-18, PERSIB U-23 dan sejak tahun 2008 menjadi anggota skuad PERSIB senior hingga sekarang. Berkat pembinaan berjenjang dan berkesinambungan itu, Wildan --sapaan akrabnya-- kini menjelma menjadi pemain yang selalu tampil penuh semangat dan totalitasnya untuk PERSIB tak perlu diragukan lagi.

Sebagai kilas balik, Wildan mengawali kiprahnya di sepak bola ketika belajar di SSB Planet Ciparay, Kab. Bandung. Pada tahun 2000, Wildansyah memperkuat PERSIB U-15 (Kota Bandung) di Piala Haornas. Namun, nama Wildan mulai terdengar pada saat ia memperkuat dan mengantarkan PERSIB U-18 mencatat sejarah menjuarai Piala Suratin untuk pertama kalinya pada tahun 2003. Atep adalah satu-satunya pemain seangkatannya di tim yang saat itu ditangani Encas Tonif ini.

Prestasi dan performa Wildansyah semakin terlihat ketika membela PERSIB U-23 pada tahun 2006. Di bawah komandonya --karena ia menjadi kapten tim-- Wildan mengantarkan tim asuhan Roni Remon ini dua kali menjadi "runner-up" Kompetisi PSSI U-23 pada tahun 2006 dan 2007. Pada tahun 2006, Wildan sempat membantu tim sepak bola Kota Bandung merebut medali emas untuk pertama kalinya di arena Porda 2006 di Karawang.

Di awal perhelatan Liga Super Indonesia (LSI) 2008-2009, Wildansyah promosi ke tim senior bersama dua rekannya dari tim PERSIB U-23, Irwan Wijasmara dan Chandra Yusuf Ahmad. Berbeda dengan Irwan dan Chandra, Wildan mampu memanfaatkan kesempatan promosi ke tim senior dengan menunjukkan performa terbaiknya, tak peduli siapa pun pelatihnya. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya itulah, Wildan masih bertahan di PERSIB.

Memasuki musim keempatnya, status Wildan bukan lagi pemain junior seperti tiga musim sebelumnya. Dengan rekor penampilan 43 kali dan sumbangan 1 gol di pentas LSI, kini Wildan membidik peran yang lebih besar di tim kebanggaan bobotoh ini. Ya, yang diperjuangkan Wildan sekarang ini adalah pilihan utama di tim inti. Bukan lagi sebagai pelengkap daftar nama pemain PERSIB.***
Data Diri Wildansyah
No. Punggung --- : --- 4
Nama Lengkap --- : --- Wildansyah
Panggilan --- : --- Wildan
Kelahiran --- : --- Bandung, 3 Januari 1987
Tinggi/Berat --- : --- 173 cm/68 kg
Posisi --- : --- Belakang
Klub Sebelumnya --- : --- PERSIB Bandung U-23 (2006-2007)
Caps/Gol LSI --- : --- 43 main/1 gol
Total Gol --- : --- 1 (1 LSI; 0 Copa)
Karir Timnas --- : --- -
Caps Timnas --- : --- -
Debut Internasional --- : --- -
Karir Klub
Musim --- Klub --- Divisi
LSI 2008/2009 --- PERSIB Bandung --- LSI
LSI 2009/2010 --- PERSIB Bandung --- LSI
LSI 2010/2011 --- PERSIB Bandung --- LSI
LPI 2011/2012 --- PERSIB Bandung --- LPI
sumber : persib.co.id

Sumpah Pemuda atau Sampah Pemuda?

Tanggal 28 Oktober 1928, berduyun duyun pemuda dari berbagai daerah berjanji dalam satu ikrar, bersatu dalam satu rasa, berbicara dalam satu bahasa. 28 oktober 1928, 750 pemuda berkumpul di Gedung Indonesc Clubhuis, dalam satu cita satu keinginan untuk mewujudkan Indonesia merdeka. 28 Oktober 1928, untuk pertama kalinya W.R Supratman, memperdengarkan lagu Indonesia Raya, yang akhirnya diakui sebagai lagu kebangsaan Indonesia. 28 oktober 1928, seluruh pemuda di Indonesia, menuntut kebebasan. 28 Oktober 1928, Simpah Pemuda tercipta.

Kami, putera-puteri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Pernyataan ini dibuktikan dengan perlawanan kepada Belanda yang tiada henti. Para pemuda terus melancarkan aksi-aksi politik, memajukan pendidikan di segala aspek, mengkritik pemerintahan kolonial Belanda dengan tulisan pedasnya. Tak peduli dari ras mana, darah tetap Indonesia.

Kami, putera-puteri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu bangsa Indonesia. Tak lagi berjuang dengan sistem suku, Jong Java, Jong Sumateranan Bond, Jong Celebes, dll. bersatu memperjuangkan hak merdeka. Meski awalnya tiap organisasi memiliki kepentingan dan haluan politik yang berbeda, hingga terkadang menimbulkan perdebatan sengit, namun mereka tetap teguh bersatu dalam satu tujuan mewujudkan Indonesia merdeka. Mereka bersatu dalam perbedaan.

Kami, putera puteri Idonesia, mengaku bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Bukan hendak melupakan asal muasal daerah masing-masing atau pun untuk membedakan strata sosial, seluruh pemuda berbicara dalam bahasa Indonesia. Merumuskan segala sesuatunya dalam bahasa Indonesia. Bahkan Indonesia bisa merdeka atas desakan para pemuda.

Kini sumpah pemuda hanyalah seonggok perjanjian usang, tanpa makna tanpa rasa. Tak ada lagi pemuda revolusioner dengan semangat menggebu untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik. Organisasi pergerakan pemuda mati suri, tak terdengar geliatnya lagi. Mereka lupa dengan slogan persatuannya, bahkan kini mereka bertarung, saling mengagungkan asal usul daerahnya. Tawuran merebak dimana-mana, hanya karena perbedaan ras dan agama.

Di umur 23, Ki Hajar Dewantara sudah berkiprah melawan Belanda dengan tulisan pedasnya, mengkritik sistem pendidikan yang diterapkan di Indonesia, Moh. Hatta bahkan membentuk perhimpunan politik sebagai gerakan politik yang mengecam kekejaman Belanda, lewat tulisan juga, Moh. Hatta terus memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kini tak ada pemuda yang menulis mengkritik kebejatan negerinya, hanya bisa menghujat dan mengeluarkan sumpah serapah.

Kini di umur 23, kebanyakan pemuda Indonesia adalah mahasiswa tanpa dedikasi surut semangat, tak peduli masa depan. Jika pemuda era pergerakan nasional membicarakan pendidikan dan haluan politik, pemuda Indonesia di zaman millennium ini, sibuk membicarakan seks, kesenangan instan juga berlomba menjadi bintang tanpa manfaat untuk masyarakatnya.

Karang Taruna dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) yang diakui sebagai media kegiatan pemuda, tak banyak fungsinya. Hanya sebagai tempat perkenalan dan bersenang-senang. Jika pada Mei 1999 BEM seluruh Indonesia bersatu mendemo pemerintahan yang otoriter, kini BEM tak terdengar lagi gemuruhnya. Entah sibuk mengurusi kuliahnya atau terlalu sibuk bersenang-senang.

Mahasiswa sebagai penggerak pemuda, cenderung bersifat individualis, berjuang atas nama sukunya. Bahkan mereka tak suka lagi bermukim dan berjuang untuk bumi pertiwi, ini terbukti dengan banyaknya mahasiswa yang bersekolah di Eropa tapi tak pernah kembali. Dengan bangga mereka menjadi warga negara asing, padahal negerinya masih butuh tenaga pendidikan yang berkualitas serta memiliki kompetensi sejajar dengan anak-anak Eropa.

Merekapun berlomba mengejar pendidikan setinggi-tingginya. Berlomba memperkaya diri, tanpa mau terjun untuk menyemangati dan membantu kawan-kawannya yang putus sekolah. Mereka mencoba menutup mata dari kenyataan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia itu buta pendidikan, bukan karena tak mau tapi memang tak mampu. Yang mampu justru menjadikan pendidikan hanya sebagai media bermain saja.

Malulah mereka pada Moh. Hatta, Moh. Yamin, Ki Hajar Dewantara, Moh. Bondan, dll. Mereka rela meninggalkan pendidikan di Eropa demi memajukan pendidikan bangsanya. Tak terlena oleh indahnya negeri Belanda, cita-cita mereka hanya satu, yaitu kembali ke Indonesia, mengajarkan pendidikan di negerinya serta mendorong kemerdekaan bangsa.

Kini, jangankan berpikir untuk mengabdi pada bangsa, yang bisa dilakukan oleh pemuda kita dalah saling berkelahi tak tentu tujuannya. Pada 12 September 2011 silam, mahasiswa Universitas Hasanudin saling pukul dengan benda tajam. Pada 5 September 2011, Depok dipanaskan dengan tawuran pemuda antar desa. Bahkan menurut data Polda Metro Jaya, untuk di 2011 ini daerah Bekasi dan Jakarta sudah terjadi 35 tawuran. Ini menunjukan betapa sedikitnya rasa persatuan pemuda kita, betapa mereka lupa pada sumpah nenek moyangnya bahwa kita satu tumpah darah, tanah air Indonesia.

Hanya persatuan dan rasa mengabdi yang bisa mengembalikan semangat Indonesia ke era 1920-an. Dengan tekad bulat memajukan negeri hingga tegap menghadapi kapitalisme zaman, pemuda Indonesia harus mampu menghilangkan kebiasaan feodalismenya, tak ada ras yang lebih baik atau agama yang lebih baik atau masyarakat yang paling baik. Tuhan menciptakan manusia dengan derajat yang sama, maka bersatu adalah kunci agar negeri kita dapat memajukan kembali semangat dan pendidikan kawula mudanya. Ikrarkan dan hayati kembali Sumpah Pemuda bukan menjadi Sampah Pemuda.

Mengutip kata kata yang dilontarkan Moh. Hatta, "Pergerakan rakyat timbul bukan karena pemimpin bersuara, tetapi pemimpin bersuara karena ada pergerakan." (Penulis, Mahasiswa Jurnalistik STIKOM Bandung)**
Oleh: RINI AGUSTINA

Daun Albasia Jadi Pilihan Pakan Domba


 KODAR SOLIHAT/"PRLM"
KODAR SOLIHAT/"PRLM" DAUN pohon albasia oleh sejumlah peternak domba di Kec. Ngamprah, Kab. Bandung Barat, dijadikan pakan alternatif.*
NGAMPRAH, (PRLM).- Menyusul curah hujan yang belum sesuai harapan, hanya dua pekan menjelang Iedul Adha 2011, sejumlah peternak domba di Kec. Ngamprah, Kab. Bandung Barat, mulai kelabakan memperoleh pasokan hijauan daun.
Masih keringnya lahan-lahan yang masih tersisa di antara himpitan bisnis perumahan, membuat sejumlah peternak domba mencari pakan alternatif dari daun pohon albasia.
Peternak dari Kampung Cikawati, Mang Kerdul (46),  kendati diketahui khawatir beresiko memunculkan bulu rontok bagi ternak domba, namun daun pohon albasia dapat menjadi harapan kelangsungan pakan peliharaannya. Saat ini sudah banyak domba yang nyaris kekurangan pakan, karena rumput-rumputan belum begitu tumbuh akibat curah hujan masih belum jelas kontinuitasnya.
Menurut dia, kendati kemarau tak sepanjang tahun 2006-2009 lalu, namun situasi penguapan terasa cepat. Apalagi turunnya hujan di Kec. Ngamprah, belakangan ini relatif lebih lambat dibandingkan Kota Bandung.
Karena kondisi ini, beberapa peternak domba mulai banyak meminta daun-daun pohon albasia kepada masyarakat yang mengusahakan pohon-pohon tersebut. Namun sebagian pemilik pohon albasia malah senang, daun-daun albasia nya dimintai karena banyak di antara mereka sedang melakukan pemangkasan dahan agar pohonnya tegak lurus (prunning). (A-81/A-26).***
sumber : www.pikiran-rakyat.com

Wednesday, October 26, 2011

Pencuri Pulsa

Oleh: KIKI KURNIA
"Selamat Anda mendapatkan hadiah utama dari .... Untuk Konfirmasi silahkan hubungi *63xx#.... " "Selamat POIN Anda bertambah, untuk cek ketik POIN kirim ke xxxx, dan untuk UNREG ketik STOP kirim ke xxxx"

"Ring Back Tone Anda (RBT) jadul silahkan hubungi *98xx# Anda bisa memilih lagu favorit jadi RBT Rp 9ribu/30 hari. Untuk berhentik ketik UNREG kirim ke xxxx."

Itulah contoh layanan SMS premium yang dilayangkan provider atau operator telepon selular kepada para pengguna handphone. Intinya, layanan SMS ini untuk memberikan rasa bungah kepada para pelanggan kartu selular (operator). Namun sebenarnya para operator provider ini dengan sengaja memperkaya dirinya sendiri dengan cara yang tidak halal alias mencuri. Si pelanggan pun secara tak sadar pulsanya dicuri oleh para operator.

Si pelanggan terus melakukan SMS maupun menelpon sesuai yang diperintahkan operator dalam SMS yang diterimanya. Setiap kali SMS pelanggan rata-rata dibebani biaya antara Rp 500 sampai Rp 3.000.

Jika pemakaian handphone di Indonesia mencapai 100 juta orang, berapa triliun uang rakyat digasak oleh para operator telepon selular. Konon, setiap operator bisa meraup uang dari curi pulsa ini antara Rp 3 triliun sampai Rp 5 triliun setiap tahunnya. Kalau uang tersebut digunakan untuk kemakmuran rakyat tentunya akan ada puluhan juta rakyat yang bisa diangkat dari garis kemiskinan.

Tapi mana ada maling ngaku, dan mana ada maling peduli pada masyarakat sekitarnya. Yang pasti si pencuri pulsa ini merasa bangga dan bahagia di atas penderitaan masyarakat pelanggan operator seluler maupun masyarakat miskin.

Beruntung Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) cukup tanggap, walaupun tindakannya terbilang terlambat. Pasalnya, pencurian pulsa ini sudah berlangsung sekitar lima tahunan. Dari kurun waktu tersebut, sudah puluhan ribu laporan dari konsumen mengenai pencurian pulsa, namun baru satu yang ditindak Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).

Kemenkominfo dan BRTI pun meminta seluruh operator menghentikan program SMS premium yang merugikan para pelanggannya, sejak 18 Oktober 2011. Keluarnya intruksi Kemenkominfo dan BRTI ini, setidaknya sedikit memberikan rasa aman bagi para pengguna telepon selular. Artinya kekhawatiran akan pulsa pelanggan tersedot oleh operator semakin berkurang.

Namun benarkah penghentian SMS premium ini bisa memberikan rasa aman pada pelanggan dari praktik pencurian pulsa? Pasalnya masih ada pelanggan telepon selular yang melaporkan praktik pencurian pulsa.

Diakui atau tidak, aksi pencurian pulsa ini tidak bisa serta merta diselesaikan secara cepat. Persaingan diantara operator telepon selular dan kepentingan sejumlah pihak pun menjadi pemicu terlambatnya penanganan pencurian pulsa. Aparat kepolisian pun hanya bisa menerima laporan pencurian pulsa dari masyarakat. Sedangkan pengusutan dan penyelidikannya belum dilakukan maksimal mengingat minimnya barang bukti maupun saksi. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk melaporkan pencurian pulsa masih belum terbangun. Masyarakat sepertinya masih bingung harus melaporkan ke mana dan bagaimana caranya? Semoga hal ini menjadi bahan pemikiran bersama. (Wartawan Galamedia)**

Tempat Wukuf Diperluas Tahun Depan

MEKAH,(GalaMedia)-
Perluasan tak henti-hentinya dilakukan Kerajaan Arab Saudi pada tempat-tempat suci umat Islam. Selain Masjidilharam dan Masjid Nabawi, Saudi juga akan memperluas kawasan Mina mulai tahun depan.

Gubernur Mekah, Pangeran Khaled Al-Faisal mengumumkan proyek perluasan Mina akan dimulai tahun depan, sehingga Mina mampu menampung jemaah haji lebih banyak lagi.

Media Saudi Gazette melaporkan, Pangeran Khaled menyatakan, sejumlah ahli telah direkrut untuk mengkaji kekurangan layanan bagi tamu Allah. Hasil kajian ini akan dimasukkan dalam rencana proyek Raja Abdullah terkait pembangunan Mekah.

Mina terletak 5 km sebelah timur Mekah. Letaknya antara pusat kota Mekah dan Arafah, tempat wukuf jemaah haji. Mina mendapat julukan Kota Tenda karena berisi tenda-tenda untuk jutaan jemaah haji dari seluruh dunia. Di padang Mina yang seluas 600 hektare, jemaah akan menginap 3 hari untuk melakukan ritual lempar jumrah.

Tenda-tenda itu tetap berdiri meski musim haji tidak berlangsung, hanya saja terpalnya digulung. Menurut laporan Media Center Haji (MCH), saat ini Kota Tenda masih sepi, tenda-tenda tampak berdebu.

Terpal tenda-tenda itu berbahan khusus teflon yang tahan api hingga suhu 700 derajat Celsius. Tenda ini dilengkapi pendingin ruangan untuk meredam iklim di Saudi yang kering dan panas menyengat.

Pada 2 Juli 1990, di kawasan ini terjadi musibah yang merenggut 1.400 jiwa, termasuk 659 jemaah Indonesia. Korban tewas jatuh karena jutaan jemaah berdesakan di terowongan Muashim di Mina. Masyarakat Indonesia menyebut peristiwa itu sebagai tragedi Mina. (dtc)**

Bahasa Indonesia di Bulan Bahasa

Oleh: ADE FARIYANI
BULAN Oktober dikenal sebagai bulan bahasa. Momen ini dirayakan sebagai tugu penghormatan dan kebanggaan atas bahasa Indonesia. Adalah bahasa Indonesia yang sejak tahun 1928 dalam Sumpah Pemuda dijadikan sebagai bahasa persatuan. Masih kita ingat bahwa terdapat tiga poin yang disepakati dalam kumpulan pemuda terpelajar se-Indonesia saat itu. Yakni bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia, dan menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia.

Bisa kita bayangkan situasi saat itu, perwakilan pemuda negeri dari berbagai suku seperti Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Madura, dan lain-lain bermusyawarah untuk menyepakati salah satu hal vital bagi sebuah bangsa. Jauh sebelum panji kemerdekaan berkibar, para pemuda bervisi ke depan itu sudah merancang bahasa yang kelak akan digunakan sebagai tonggak komunikasi negara.

Dengan latar belakang budaya yang berbeda, para pemuda yang dominan lahir dari keluarga bangsawan itu berkomunikasi dengan bahasa Belanda. Karena saat itu, baik dalam pendidikan dan pergaulan mereka menggunakan bahasa Belanda sebagai pengantarnya. Sedangkan bahasa suku hanya digunakan untuk membangun keakraban di keluarga atau dengan masyarakat awam.

Setelah peristiwa Sumpah Pemuda, pada Kongres Bahasa Indonesia II di Medan tahun 1954 ditetapkanlah bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pemilihan dan penetapan ini tak luput dari adu mulut dan bersitegang. Karena saat itu hingga kini pun bahasa melayu adalah bahasa pergaulan ketiga yang kerap digunakan setelah bahasa Jawa dan Sunda. Dapat kita lihat jumlah penduduk Jawa yang merajai sebagian besar penduduk Indonesia. Namun dengan hati legowo, kemufakatan ini dapat dicapai.

Penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa nasional ini merupakan usulan Muhammad Yamin, seorang politikus, sastrawan, dan ahli sejarah. Dalam pidatonya pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, Yamin mengatakan bahwa, "Jika mengacu pada masa depan bahasa-bahasa yang ada di Indonesia dan kesusastraannya, hanya ada dua bahasa yang bisa diharapkan menjadi bahasa persatuan yaitu bahasa Jawa dan Melayu. Tapi dari dua bahasa itu, bahasa Melayulah yang lambat laun akan menjadi bahasa pergaulan atau bahasa persatuan."

Pemilihan bahasa Melayu ini sangat diperhitungkan secara matang. Salah satu pertimbangannya adalah ia sudah digunakan sejak masa kerajaan Hindu-budha masih berkuasa. Dapat dilihat dalam Prasasti Kedukan Bukit (638 M) di Palembang yang menggunakan bahasa Melayu meski ditulis dalam huruf Pallawa. Bahasa Melayu pun menjadi linguis franca (bahasa pergaulan) saat kafilah dagang dari Gujarat dan Cina singgah di nusantara. Sejak zaman majapahit, ia menjadi bahasa pergaulan di Nusantara (Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan sebagainya) hingga Asia Tenggara.

Bahasa Indonesia adalah dialek baku dari bahasa Melayu khususnya bahasa Melayu Riau sebagaimana diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Kongres Bahasa Indonesia I tahun 1939 di Solo, Jawa Tengah, "Jang dinamakan ëBahasa Indonesiaí jaitoe bahasa Melajoe jang soenggoehpoen pokoknja berasal dari ëMelajoe Riaoeí, akan tetapi jang soedah ditambah, dioebah ataoe dikoerangi menoeroet keperloean zaman dan alam baharoe, hingga bahasa itoe laloe moedah dipakai oleh rakjat di seloeroeh Indonesia; pembaharoean bahasa Melajoe hingga menjadi bahasa Indonesia itoe haroes dilakoekan oleh kaoem ahli jang beralam baharoe, ialah alam kebangsaan Indonesia.".

Peran bahasa amatlah vital bagi sebuah negara. Ia adalah tiang konektivitas dalam menjalankan pemerintahan dalam sebuah negara. Memilikinya merupakan pokok utama dalam perkembangan suatu bangsa baik itu di bidang pendidikan, politik, pertahanan dan keamanan. Selepas pengikraran bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan perkembangan kebangkitan bangsa mulai menggeliat.

Bahasa Indonesia dibagi menjadi dua fungsi yaitu sebagai bahasa negara dan bahasa nasional. Pada UUD 1945 pasal 36 bab XV disebutkan bahwa bahasa Negara adalah bahasa Indonesia. Bahasa negara berfungsi sebagai bahasa resmi dalam pemerintahan, bahasa pengantar dalam pendidikan, alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, serta alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan bahasa nasional digunakan dalam pergaulan antarsuku sebagai kebanggaan dan identitas nasional. Bahasa ini diaplikasikan agar tercipta satu kepaduan dan konektivitas yang sama. Dapat kita bayangkan jika tak ada bahasa penghubung, percakapan maka suku Bugis dan Jawa takkan mencapai titik temu.

Sempat terdengar wacana, bahwa bahasa Indonesia akan diusung dalam pemilihan bahasa ASEAN. Di satu sisi kita patut berbangga. Namun di sisi lain, adakah bahasa persatuan kita ini mampu untuk unggul dari bahasa dari naegara lain? Dibandingkan negara seperti Jepang, Korea, Cina, India yang memiliki keunggulan dengan mampunya mempertahankan bahasa dan hurufnya yang otentik. Sedangkan Indonesia lebih memilih untuk menggunakan huruf latin dan seakan mengubur huruf Pallawa yang notabene salah satu kekayaan bangsa yang patut dibanggakan.

Mengapa bahasa asing?


Penggunaan bahasa gaul atau lebih yang kini populer dengan bahasa alay serta sikap antipati generasi muda kini terhadap karya sastra Indonesia perlu menjadi renungan. Padahal disanalah dapat kita akrabi dan jelajahi kekayaan literasi Indonesia. Mejamurnya novel remaja seperti chicklit, teenlit seakan menggeser kesohoran Sutan Takdir Alisyahbana, Marah Rusli, Buya Hamka, Idrus, Abdul Moeis, dan penulis seangkatannya.

Pun ketidaktegasan pemerintah memberlakukan Sekolah Berstandar Internasional (SBI) menyampaikan bahasa asing sebagai pengantar pendidikan. Bukankah sudah jelas dalam UUD 1945 bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia, yang salah satu fungsinya adalah sebagai pengantar dalam pendidikan? Bila dibiarkan bergulir seperti ini, maka merupakan sebuah keniscayaan jika kecintaan bangsa terhadap bahasa Indonesia kian terkikis.

Sikap positif itulah yang harus dibangun oleh kita, generasi muda Indonesia. Karena masa depan Bahasa Indonesia sebagai penentu eksistensi bangsa ada di tangan kita. Pada pertengahan 1800-an, Alfred Russel Wallace menuliskan di bukunya "Malay Archipelago" bahwa, penghuni Malaka telah memiliki suatu bahasa tersendiri yang bersumber dari cara berbicara yang paling elegan dari negara-negara lain, sehingga bahasa orang Melayu adalah yang paling indah, tepat, dan dipuji di seluruh dunia Timur. Bahasa mereka adalah bahasa yang digunakan di seluruh Hindia Belanda. Jika bangsa asing pun begitu memuja kebudayaan kita, mengapa kita tidak? Selamat merayakan bulan bahasa! (Penulis adalah aktivis Forum Lingkar Pena)** Sumber: Galamedia

Politisi dan Korupsi

Oleh: IDRIS APANDI
KORUPSI terjadi hampir di setiap kalangan masyarakat, tak terkecuali di kalangan politisi. Politisi adalah orang yang bergerak atau berkecimpung di dunia politik. Politik sejatinya dapat diartikan sebagai ikhtiar mengelola negara untuk mewujudkan kemakmuran rakyat. Politik adalah lahan pengabdian untuk mewujudkan kemaslahatan umat. Menjadi politisi adalah suatu pekerjaan yang sangat mulia. Para politisi menduduki jabatan-jabatan tertentu di lembaga politik seperti legislatif dan eksekutif. Politisi bisa muncul dari partai politik atau dari perseorangan.

Melihat fenomena beberapa tahun terakhir memang sangat memprihatinkan. Banyak politisi yang harus duduk di meja hijau dan dijeblosan ke penjara karena terlibat kasus korupsi. Bukan hanya politisi di tingkat pusat, politisi di tingkat daerah pun banyak yang terjerat korupsi. Lahan basah yang menjadi objek korupsi para politisi adalah APBD dan APBN. Bahkan ada yang nyambi menjadi calo anggaran.

Kasus-kasus korupsi seperti kasus suap Sesmenpora, suap di Kemenakertrans, kasus surat Palsu MK yang melibatkan politisi dan birokrat sedrta aparat penegak hukum. Saat ini pun muncul tuntutan agar Badan Anggaran (banggar) DPR dibubarkan karena disinyalir hanya menjadi ajang korupsi dan calo anggaran. Beberapa pimpinan banggar DPR beberapa waktu yang lalu diperiksa sebagai saksi oleh KPK. Buntutnya, banggar pun ngambek mengancam menghentikan pembahasan APBN 2012. Selain itu, hubungan antara banggar DPR dan KPK pun menjadi kurang harmonis. Kita juga tentu masih ingat, beberapa waktu yang lalu dua orang pimpinan KPK, yaitu Chandra M. Hamzah dan Bibit Samad Rianto pun pernah diusir oleh Komisi III DPR pada saat menghadiri rapat. Hal tersebut membuktikan bahwa hubungan antara KPK dan DPR kurang harmonis. Sudah cukup banyak anggota DPR yang dijebloskan oleh penjara oleh KPK sementara di satu sisi, para pimpinan KPK tersebut dipilih oleh DPR, sehingga ada semacam anggapan bahwa KPK justru menyerang lembaga yang dulu memilihnya.

Survei Kemitraan tahun 2010 memperlihatkan bahwa lembaga legislatif menempati urutan nomor satu sebagai lembaga terkorup dibandingkan lembaga yudikatif dan eksekutif. Hasil survei tersebut menyebutkan korupsi legislatif sebesar 78%, eksekutif 32% dan Yudikatif 70%. Hasil survei tersebut dapat menjadi indikator bahwa kepercayaan publik terhadap lembaga politik atau politisi sudah sangat rendah. Dampaknya, mungkin saja pada saat pemilu atau pemilukada, masyarakat sudah apatis dan memilih menjadi golput karena merasa dikhianati oleh para politisi yang mereka pilih.

Para politisi tersebut dipilih dan diberi amanah oleh masyarakat dengan harapan mampu memberikan perubahan dan mewujudkan kesejahteraan, tetapi kenyataannya berbanding terbalik. Para politisi tersebut justru menjadikan lembaga legislatif dan eksekutif sebagai sarana untuk korupsi dan memperkaya diri sementara rakyat yang memilihnya dilupakan, tetap miskin. Ketika kita bertanya kepada seorang politisi, mengapa mencalonkan diri menjadi caleg, Kepala Daerah, atau Presiden sekalipun, pasti jawabannya ideal, yaitu ingin mengabdi untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara. Mereka pun berjanji akan melakukan ini dan itu untuk memajukan daerah. Tetapi hal tersebut ternyata hanya menjadi bumbu kampanye, lip service tanpa upaya yang sungguh-sungguh utnuk merealisasikannya. Setelah menjadi pemimpin, justru kekayaan mereka semakin bertambah, sementara rakyat banyak yang hidup kesusahan. Masyarakat pun terpaksa harus kecewa dengan pilihannya tersebut.

Jika kita perhatikan, usia politisi yang terlibat kasus korupsi cenderung semakin muda. Misalnya kasus korupsi yang menimpa mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin yang berusia sekitar 30 tahunan yang juga turut menyeret beberapa nama anggota DPR yang berasal dari partai Demokrat yang usianya pun masih muda. Apakah ini merupakan sinyal bahwa terjadi "kaderisasi" korupsi dari politisi senior kepada politisi junior? Jawabannya bisa "ya" atau juga bisa "tidak" tergantung dari sudut pandang mana melihatnya. Yang jelas, para politisi yang masih baru seumur jagung akan melihat gerak-gerik dan perilaku para politisi senior. Hal ini tentunya sangat memprihatinkan. Di satu sisi pemerintah gencar memberantas korupsi, tetapi pelaku korupsi semakin banyak dan usianya semakin muda.

Maraknya korupsi yang dilakukan oleh politisi seolah-olah mengidentikkan dunia politik dengan korupsi. Stigma yang muncul adalah bahwa setiap politisi pasti (pernah) korupsi. Para pemimpin saat ini memang banyak yang dihujat oleh rakyatnya karena terjerat korupsi. Saat ini sulit sekali mencari pemimpin yang dicintai oleh rakyatnya. Walaupun demikian, diantara banyaknya politisi yang korup, penulis melihat masih ada politisi yang bersih dan bisa menjadi panutan. Joko Widodo, Walikota Solo, Jawa Tengah adalah salah satu politisi yang menurut penulis perlu mendapatkan credit point. Beliau begitu dicintai rakyatnya karena dinilai sebagai sosok pemimpin yang bersih, merakyat, berpihak kepada kepentingan rakyat, mampu melindungi pasar tradisional sebagai urat nadi perekonomian rakyat dari serbuan pasar modern dengan melarang berdirinya mall di kota Solo. Meskipun tidak sepaham dengan Bibit waluyo, Gubernur Jawa Tengah dalam konsep pengembangan ekonomi, tetapi Joko Widodo punya prinsip dan mendapat dukungan masyarakat Solo.

Selain itu Adam Dambea, Walikota Gorontalo. Beliau sungguh-sungguh memberantas korupsi di kota Gorontalo. Beliau pun terjun langsung ke lapangan, berinteraksi dengan masyarakat, tanggap terhadap setiap keluhan masyarakat, dan menjadi sosok terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Beliau terkenal pemimpin yang tegas, tak segan-segan menindak stafnya yang tidak melaksanakan tugas dengan baik. Beliau menjadi sosok pemimpin yang disegani oleh bawahan dan dicintai oleh rakyat karena satunya perkataan dan perbuatan.

Penulis melihat bahwa korupsi yang terjadi di kalangan politisi disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, karena rendahnya moralitas dan integritas sehingga menyebabkan mereka tergiur untuk korupsi. Ketika pertama kali masuk ke dunia politik, seorang politisi mungkin masih memiliki idealisme, tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan sistem yang kotor, maka idealismenya tersebut lambat laun terus menurun bahkan hilang.

Kedua, mahalnya biaya politik. Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa ketika seseorang mencalonkan diri menjadi caleg atau Kepala Daerah, biaya yang dibutuhkan sangat besar. Dana tersebut disamping berasal dari dirinya sendiri, juga berasal dari "sumbangan" pengusaha sehingga ketika dia terpilih, maka langka yang pertama dilakukan adalah mengembalikan modalnya dan harus memberikan bakpas budi kepada pihak-pihak yang telah menyumbang dan menjadi tim suksesnya. Peribahasa Inggris mengatakan "no lunch free" alias tak ada makan siang gratis. Sumbangan yang diberikan dari pihak tertentu kepada seorang politisi tentunya disertai dengan motif tertentu, sangat sulit lepas dari kepentingan terselubung penyumbang.

Ketiga, gagalnya kaderisasi dan pendidikan politik di partai politik. Realita menunjukan bahwa ketika seseorang ingin menjadi ketua parpol, maka dia harus memiliki "gizi" yang banyak, sehingga politik uang, politik transaksional pun terjadi ketika pemilihan ketua parpol. Orang yang tidak berdarah-darah meniti karir politik dari bawah mendadak bisa menjadi elit partai karena memiliki uang. Salah satu fungsi parpol adalah menjadi sarana pendidikan politik, membentuk orang-orang muda untuk menjadi politisi yang idealis,bermoral, dan militan, tetapi ternyata hanya melahirkan politisi karbitan dan pragmatis, hanya menjadikan parpol sebagai kendaraan politik untuk mencapai kekuasaan. Hal ini tidak lepas dari praktek di internal parpol sendiri yang penuh dengan instrik dan politik uang.

Penulis menilai bahwa parpol adalah pihak yang paling bertanggung jawab terhadap korupsi yang dilakukan oleh politisi karena parpol telah gagal menjalankan fungsinya. Dalam sebuah negara demokrasi, keberadaan parpol adalah sebuah keniscayaan sebagai agen untuk melahirkan pemimpin. Keikutsertaan parpol dalam pemilu adalah sebuah ikhtiar konstitusional untuk membangun sebuah tatanan negara dan pemerintahan yang bisa mewujudkan negara bangsa yang makmur dan sejahtera. Oleh karena itu, keberadaan parpol dibutuhkan dalam sebuah negara demokratis. Partai politik pun kerap dituding sebagai bunker yang melindungi koruptor sehingga komitmen parpol sebagai lembaga yang antikorupsi pun semakin diragukan.

Untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat yang sudah rendah tersebut, partai politik secara institusi dan politisi secara individu harus introspeksi diri, memperbaiki diri, membersihkan dirinya dari para kader yang korup. Integritas dan kejujuran merupakan hal yang mutlak harus dimiliki oleh kader-kader parpol. Jika tidak, maka keberadaan parpol semakin tidak dipercaya dan semakin tidak dibutuhkan oleh masyarakat. (Penulis, praktisi pendidikan, pemerhati sosial)** Galamedia

Luas Hutan Konservasi di Jawa Barat Terus Bekurang

BANDUNG,(PRLM).-Luas hutan konservasi di Jawa Barat terus berkurang sehingga dikhawatirkan memunculkan bencana besar. Berdarsarkan SK Menteri Kehutanan Nomor 419/Kpts-II/1999 luasan hutan konservasi di Jawa Barat sekitar 252.604 ha atau sekitar 24 % dari total luas hutan di Jawa Barat.

"Sementara, berdasarkan SK Menhut 195/Kpts-II/2003, luasan hutan konservasi di Jawa Barat sekitar 132.180 ha atau sekitar 16% dari luasan total di Jawa Baratn" kata Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jabar, Dadan Ramdan, dalam pernyatannya ke "PRLM", Jumat (21/10).

Secara kuantitatif, dari data tersebut, kita dapat menyimpulkan bahwa secara kuantitatif luas hutan konservasi / hutan alam di Jawa Barat terus berkurang, lenyap dari waktu ke waktu.

"Di Propinsi Jawa Barat, Hutan Konservasi yang telah ditunjuk dan ditetapkan berupa 32 unit Cagar Alam (2 diantaranya merupakan Cagar Alam Laut), 2 unit Suaka Margasatwa, 1 unit Taman Buru, 2 unit Taman Hutan Raya, 3 Unit Taman Nasional 16 unit Taman Wisata berada dalam ancaman kerusakan dan punahnya keanekaragaman hayati endemik di Jawa Barat," katanya.

Secara kualitatif, ancaman kerusakan ekosistem hutan konservasi di Jawa Barat dapat ditunjukkan dengan semakin meningkatnya alih fungsi lahan hutan konservasi menjadi lahan pertambangan mineral dan panas bumi, pariwisata, kebakaran, penebangan liar dan lain-lain.

"Kasus, pengembangan Wilayah Kerja Pertambangan (WKP) Panas Bumi di Jawa Barat di kawasan cagar alam, taman wisata alam, taman nasional merupakan ancaman bagi semakin berkurangnya luasan lahan konservasi. Eksploitasi tambang dalam skala besar dipastikan akan semakin merusak baik secara kuantitatif maupun kualitatif ekosistem hutan konservasi di Jawa Barat," katanya.(A-71/kur)***

sumber : www.pikiran-rakyat.com